Biasanya hanya dijual sekitar 10 buah pisang per minggu.
Pantas jika satu Pisang Mongee harganya mahal, yaitu 650 yen atau sekitar Rp 90 ribu.
Meski harganya setara satu porsi steak di Indonesia, Pisang Mongee punya beberapa fakta unik, termasuk kulitnya yang bisa dimakan.
Pisang Mongee diproduksi di D&T Farm di Prefektur Okayama, Jepang bagian barat.
Biasanya pisang hanya tumbuh di daerah beriklim tropis, tetapi D&T Farms menggunakan metode yang disebut Freeze Thaw Awakening, teknik mengekstraksi dan mengimplementasikan DNA buah-buahan untuk menghasilkan spesimen yang mirip.
Inilah yang kemudian memungkinkan buah tropis tumbuh di iklim yang lebih dingin.
Pisang yang diproduksi dengan cara ini berhasil ditanam untuk pertama kalinya pada bulan November 2017.
Karena Pisang Mongee tumbuh dalam iklim non-tropis, mereka tidak memiliki predator alami.
Artinya tidak ada pestisida yang digunakan dan pisang Mongee pun ditanam secara organik.
Mereka lebih manis dari pisang biasa dengan kandungan 24,8 gram gula lebih banyak dibandingkan dengan rata-rata pisang pada umumnya yaitu 18,3 gram.
Oleh karena itu Pisang Mongee juga bertekstur lebih lengket dan memiliki aroma yang jauh lebih kuat.
Mungkin itulah sebabnya mereka memberinya nama "Mongee", karena "mongee" adalah bahasa gaul Okayama yang artinya "luar biasa".
Kamu hanya bisa menemukan Pisang Mongee di Toko Pojok Buah Tenmanya Okayama, sebuah department store di Okayama.
Biasanya mereka mendapatkan satu kali kiriman pisang per minggu yang isinya hanya 10 pisang.
Pisang pada umumnya dikonsumsi saat sudah matang.