Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pemprov DKI Jakarta Perpanjang Masa PSBB Transisi Fase I hingga Dua Minggu ke Depan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada akhir pekan, Sabtu (18/4/2020).

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta secara resmi memperpanjang masa PSBB Transisi Fase I hingga dua minggu ke depan.

Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan keputusan yang diambil Pemprov DKI Jakarta tersebut berdasarkan berbagai masukan, data dan analisis lintas sektor.

Dalam keterangan pers resmi, Anies menyampaikan bahwa Jakarta memiliki data yang akurat karena jumlah tes yang dilakukan Pemprov DKI terus meningkat.

WHO merekomendasikan dilakukan tes kepada 10.000 orang setiap 1 juta orang per minggu.

Masih Tahap Uji Coba Operasional, Yogyakarta Belum Terima Wisatawan Rombongan dari Luar Daerah

Dalam seminggu terakhir, di Jakarta telah dilakukan tes sebesar 3,6 kali lipat dari rekomendasi WHO.

"Berturut-turut dari enam minggu lalu, jumlah tes kite per minggu adalah 1.991 orang per sejuta penduduk, 2.554 orang per sejuta, 2.806 orang per sejuta, 2.920 orang per sejuta, 3.194 orang per sejuta dan seminggu terakhir adalah 3.610 per sejuta," ucap Anies dalam keterangan pers daring, Kamis (16/7).

Sementara hasil tes PCR yang dilakukan pada 5 minggu terakhir, Jakarta sempat menunjukkan positivity rate di bawah 5 persen dan termasuk kategori ideal menurut WHO yaitu di bawah 5 persen.

Namun pada minggu ke-6 atau seminggu terakhir, positivity rate di Jakarta meningkat 5,9 persen.

Kondisi ini menurut Anies harus diwaspadai, meski angka 5,9 persen masih di bawah rata-rata tren nasional.

“Selama 5 minggu awal masa PSBB Transisi positivity rate mingguan di Jakarta berturut-turut adalah: 4,4%, 3,1%, 3,7%, 3,9% dan 4,8%. Selalu di bawah 5%. Namun di minggu terakhir ini positivity rate kita 5,9%. Sesudah lama kita di bawah 5%, seminggu terakhir ini kita naik sedikit di atas 5%. Masih di bawah rata2 nasional sekitar 12%, namun trennya naik dan sudah melewati rekomendasi WHO,” tambahnya.

Gubernur DKI Jakarta juga memaparkan data jumlah fasilitas kesehatan yang merupakan pertahanan terakhir dalam menghadapi virus COVID-19. Disampaikan bahwa saat ini Jakarta memiliki 4.556 tempat tidur isolasi COVID dan 659 ICU khusus COVID yang masih mencukupi untuk menangani kasus di Jakarta.

Tonton juga:

Namun demikian, dalam seminggu terakhir terjadi kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Rujukan COVID di Jakarta, dari 34 persen menjadi 45 persen.

Angka ini masih di bawah setengah kapasitas yang terisi, namun naik 11 persen dalam seminggu terakhir.

Sedangkan Bed Occupancy Rate untuk ICU mengalami penurunan dari 31 persen menjadi 25 persen terisi dalam seminggu terakhir.

Halaman
12