TRIBUNTRAVEL.COM - Dirayakan pada 3 Maret setiap tahun, Hinamatsuri adalah satu hari libur tidak resmi yang paling dinanti di Jepang.
Selama perayaan ini, anak perempuan Jepang akan menghiasi rumah mereka dengan boneka hias ( boneka hina ) yang diletakkan di platform tertutup kain merah.
Boneka-boneka tersebut dikatakan mewakili kaisar, permaisuri, pelayan, dan musisi dalam pakaian pengadilan tradisional periode Heian.
Mereka menggunakannya untuk berdoa demi kemakmuran, kesehatan, dan pernikahan.
TONTON JUGA
Asal Usul Hinamatsuri
Dilansir TribunTravel dari laman savvytokyo, Hinamatsuri dikatakan telah dimulai sebagai kebiasaan untuk mengusir setan jahat dan berdoa untuk masa depan yang makmur dan sehat.
Dalam satu penyebutan tidak langsung yang paling awal di Tale of Genji , dikatakan hari ketiga bulan ketiga adalah hari pemurnian, di mana orang-orang memindahkan roh-roh jahat ke dalam boneka dan melepaskan mereka ke sungai atau lautan.
Dulu, orang-orang percaya boneka memiliki kemampuan untuk menahan roh jahat.
Anak perempuan yang merayakan Hinamatsuri, akan membuat hina ningyo (雛 人形), atau boneka hina , dari jerami dan mengarunginya menyusuri sungai dengan perahu.
Konon boneka itu, akan membawa semua kemalangan bersama mereka.
Praktek ini dikenal sebagai hina nagashi (雛 流 し).
Kebiasaan ini berkembang menjadi memajang boneka di platform yang ditutupi dengan kain berwarna merah tua di Jepang pada abad ke-17, ketika putri Okiko, putri Kaisar Go-Mizunoo, bermain dengan tampilan boneka yang disiapkan khusus untuknya.
Ketika ia naik takhta pada 1687 sebagai Permaisuri Meisho, ia mempopulerkan perayaan Hinamatsuri.
Sejak itu, pengrajin di seluruh Jepang telah mengembangkan berbagai boneka hina untuk merayakan Hinamatsuri dan praktiknya masih berlanjut hingga hari ini.
Bagaimana Hinamatsuri dirayakan di Jepang?
Keluarga yang memiliki anak perempuan akan menghiasi rumah mereka dengan lima sampai tujuh boneka hina.
Dekorasi dimulai pada pertengahan hingga akhir Februari dan kemudian disimpan kembali setelah 3 Maret.
Secara tradisional, orang tua atau kakek-nenek dari bayi perempuan yang baru lahir akan membeli satu set hiasan boneka hina untuk Hinamatsuri pertama bayi mereka.
Perayaan Penuh Cita Rasa
Selain dari platform dekorasi dengan boneka cantik, orang Jepang juga merayakan Hinamatsuri dengan memasak makanan dan minuman khusus.
Pertama-tama, minuman tradisional untuk perayaan semua orang (termasuk anak-anak) adalah shirozake (白酒).
Ini terdiri dari sake manis yang mengandung alkohol (sembilan persen).
Selain minuman, ada pula beberapa hidangan manis yang sangat disukai anak-anak.
1. Hina arare
Arare (あ ら れ) adalah kerupuk nasi yang diberi nama hailstone atau butiran salju.
Biasanya, hina arare berwarna-warni dan dibumbui dengan kecap atau gula, tergantung wilayahnya.
2. Hishi mochi
Kudapan manis lainnya adalah Hishi mochi (菱 餅), kue beras berlapis-lapis, dengan warna merah (pink), putih dan hijau, dari atas ke bawah.
Di beberapa daerah di Jepang, warna merah diganti dengan lapisan kuning.
Berbentuk seperti rhomboid di era Edo, rasa manis diyakini melambangkan kesuburan.
3. Chirashizushi
Jika lebih menyukai kudapan gurih, Chirashizushi (ち ら し 寿司) adalah hidangan nasi yang dibumbui dengan cuka, gula, dan sejumput garam, dengan berbagai macam sashimi dan berbagai bahan lain yang membentuk lapisan berbeda dan hadir dalam beragam lapisan indah dan warna-warna cerah.
4. Ushiojiru
Terakhir, Ushiojiru (潮 汁) adalah sup yang berisi kerang sebagai bahan utamanya.
Kerang melambangkan persatuan dan kedamaian pasangan, karena hanya dua cangkang kembar yang simetris sempurna yang bisa pas bersama.
• Taman Hiburan Bernuansa Alam di Jepang Ini Bawa Pengunjung Rasakan Sensasi Terbang Seperti Burung
• Fakta Unik Tanabata, Festival Musim Panas Paling Romantis di Jepang
• 15 Aturan dan Etika yang Harus Diperhatikan Penumpang saat Naik Kereta di Jepang
• Marugoto Melon Cake, Dessert Kekinian di Jepang yang Terbuat dari Buah Melon
• Uniknya Bilik Kardus di Jepang untuk Cegah Virus Corona, Bisa Digunakan di Berbagai Fasilitas Publik
Ambar Purwaningrum/TribunTravel