TRIBUNTRAVEL.COM - Kelompok aktivasi hak-hak hewan, AnimaNaturalis, meminta kebun binatang di Magdalena Peninsula untuk tutup.
Tim AnimaNaturalis bersama dengan teknisi dan dokter hewan menemukan banyak satwa tidak terawat ketika mereka berkunjung ke kebun binatang di Palacio de la Magdalena, Santander.
Dalam kunjungannya tersebut, tim AnimaNaturalis datang untuk memeriksa kondisi hewan, fasilitas kebun binatang, dan pemeriksaan manajemen perawatan anjing laut, singa laut, serta penguin.
"Anggota dewan lingkungan hidup, Margarita Rojo, menyampaikan kepada kami tentang keinginan dan komitmennya untuk mengubah kebun binatang menjadi tempat perlindungan, dan itu akan dibuka untuk partisipasi asosiasi perlindungan hewan," ucap Aïda Gascón, direktur AnimaNaturalis di Spanyol yang dikutip TribunTravel dari laman animanaturalis.org pada Selasa (30/6/2020).
“Namun, kami memiliki keraguan tentang ide (penutupan) itu. Saat ini tidak ada rencana pasti untuk konversi ini, tapi bagaimanapun akan memakan waktu lama sementara para satwa membutuhkan solusi sekarang," sambungnya.
Permintaan penutupan kebun binatang itu tentu saja untuk mempertahankan kehidupan satwa.
• Dibuka Kembali 20 Juni, Ini Cara Pesan Tiket Masuk Kebun Binatang Ragunan
Tim AnimaNaturalis mengatakan keinginannya supaya satwa di kebun binatang tersebut bisa mendapatkan lingkungan yang cocok untuk hidupnya.
Sedangkan kebun binatang itu nantinya dapat digunakan sebagai kegiatan budaya maupun pusat pendidikan lingkungan.
Namun hingga saat ini opsi memindahkan satwa ke lingkungan baru masih menjadi pertimbangan karena penutupan kebun binatang akan dilakukan secara bertahap dalam jangka panjang.
Selama kunjungan, tim AnimaNaturalis menunjukkan keprihatinan khusus tentang kehidupan anjing laut yang tubuhnya ditumbuhi tanaman laut atau semacam alga hijau.
Kondisi tersebut begitu mengkhawatirkan karena anjing laut tidak dapat bergerak dengan bebas.
TONTON JUGA:
Diwartakan dalam thesun.co.uk pada Senin (29/6/2020), Aïda Gascón mengatakan perilaku anjing laut itu seperti membiarkan dirinya mati perlahan.
Daniel Fernandez, anggota Dewan setempat berasumsi jika kehidupan anjing laut di kebun binatang itu tidak masuk akal.
"(kebun binatang) ini tidak dapat diterima di dunia, bahkan di kota itu sendiri di mana dia memposisikan diri sebagai tempat wisata," kata Daniel.