Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Takahe, Burung Cantik Khas Selandia Baru yang Sempat Dianggap Punah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Burung Takahe khas Selandia Baru

Fosil ini ditemukan di selatan Provinsi Taranaki pada tahun 1847 oleh seorang ahli biologi bernama Richard Owen.

Namun, 2 tahun kemudian ada laporan bahwa para pemburu menemukan burung besar yang berlari sangat cepat, tetapi tak mampu terbang.

Saat itu, burung ini tengah dikejar oleh anjing peliharaan mereka.

Sekitar akhir tahun 1890-an, banyak orang melaporkan bahwa mereka melihat burung ini.

Saat itu orang-orang mendeskripsikan burung takahe mirip dengan burung pukeko, namun memiliki ukuran yang jauh lebih besar seperti bebek dan berwarna hijau.

Meskipun berbagai penampakan itu tidak bisa dikonfirmasi, para ilmuwan percaya bahwa burung ini mungkin memang masih ada.

Akhirnya, pada tahun 1948 seorang dokter hewan bernama Geoffrey Orbell berencana mencari hewan ini.

Hewan ini pun ditemukan di dekat Danau Te Anau, Pulau Selatan, Selandia baru.

3. Mengalami perpindahan habitat

Ketika pertama kali ditemukan, burung takahe terlihat tinggal di padang rumput Pegunungan Alpen.

Sebenarnya, ini bukanlah habitat asli burung takahe karena habitat asli burung takahe adalah di rawa.

Namun, karena banyak rawa yang berubah menjadi lahan pertanian, akhirnya burung-burung ini mencari habitat baru.

Hilangnya habitat inilah yang dianggap menyebabkan punahnya burung takahe saat itu.

Selain itu, tubuh burung takahe juga harus melalui beberapa fase hingga akhirnya benar-benar menjadi burung dewasa.

Akibatnya, reproduksi burung ini tergolong lambat dibandingkan burung-burung lain, ini juga dianggap sebagai penyebab hampir punahnya burung tersebut.

Halaman
123