Cahaya ini memang berguna untuk melindungi dirinya dari ancanam bahaya.
Organ-organ kecil yang terletak di bagian luar tubuhnya lah yang membuat ubur-ubur kristal dapat memancarakan cahaya.
Organ itu menghasilkan protein bernama aequorin, photoproteint, serta green fluorescent proteint atau protein berpendar hijau yang bercahaya ketika disinari cahaya biru.
Menariknya, ternyata protein-protein ini bermanfaat sekali untuk penelitian kimia.
Seperti dilansir pada laman geographical.co.uk, sekelompok ilmuwan memenangkan hadiah Nobel di bidang kimia pada 2008 lalu berkat ubur-ubur kristal.
Martin Chalfie, Osamu Shimomura dan Roger Y Tsien mengumpulkan ribuan makhluk bioluminesens ini di perairan lepas pantai barat Amerika Utara.
Mereka mengekstrak dan mengembangkan protein fluoresens hijau (GFP), suatu zat yang sangat bersinar di bawah sinar ultraviolet dan dapat menjadi terobosan penting pada studi penyakit manusia.
Dengan menyisipkan GFP ke dalam sel-sel, para ilmuwan di seluruh dunia sekarang dapat melacak cara tumor kanker membentuk pembuluh darah baru, cara penyakit Alzheimer membunuh neuron otak, dan cara sel-sel yang terinfeksi HIV menghasilkan virus baru.
• Imbas Lockdown di Italia, Ubur-ubur Terlihat Berenang Bebas di Kanal Venesia
• Viral di Medsos, Ubur-ubur Berjumlah Besar Penuhi Perairan di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo
• Danau Kakaban, Tempat Wisata di Kalimantan Timur yang Dihuni 4 Spesies Ubur-ubur
• Awas, Spesies Ubur-Ubur Ini Bisa Menyengat Tanpa Disentuh
• 5 Pantai Indah tapi Paling Berbahaya di Dunia, Punya Arus Kuat hingga jadi Sarang Ubur-ubur
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)