TRIBUNTRAVEL.COM - Selama pandemi virus corona (Covid-19) ini, layanan penerbangan mulai berubah.
Secara umum banyak bandara yang melakukan protokol kesehatan seperti mengecek suhu badan, melakukan tes, hingga mewajibkan penumpang bawa surat bebas Covid-19.
Tak hanya di bandara saja, di dalam pesawat pun mulai menjalankan aturan social distancing.
Misalnya dalam penerbangan kelas ekonomi, penumpang akan diatur tempat duduknya dan tidak boleh pindah tempat.
Namun jika ada penumpang yang nekat pindah tempat duduk, tentu saja mereka akan disuruh kembali ke tempat duduk semula.
Lalu, kenapa penumpang dilarang pindah tempat duduk?
• Kebijakan New Normal di Bandara Kamboja, Penumpang Wajib Lakukan Tes Swab
Melansir dari independent.co.uk, hal ini berhubungan dengan sistem baru yang direkomendasikan oleh International Air Transport Association (IATA).
IATA merekomendasikan untuk membuat sistem 'track-and-trace', di mana sistem tersebut bekerja dengan melacak penumpang.
Dari hasil lacak sistem itu jika penumpang ditemukan positif Covid-19 maka akan dihubungi dan disuruh mengisolasi diri.
Nick Careen, Wakil Presiden Denior Iata mengatakan "Setelah kamu berada di kursimu, kamu tidak dapat mengubahnya lagi".
TONTON JUGA:
Sistem itu dijalankan dengan penghitungan tempat duduk penumpang di pesawat, maka pelacak kontak akan bekerja secara efektif.
European Aviation Safety Agency (EASA) mengatakan ketersediaan sistem pelacak penumpang sangat penting bagi keberhasilan dan efektivitas kinerjanya.
Sehingga orang yang duduk di kursi pesawat akan dilacak untuk memberitahu dia terinfeksi Covid-19 atau tidak, serta cara penanganan yang tepat.
Sebelum pandemi Covid-19 mendunia, beberapa maskapai penerbangan sudah mengurangi operasionalnya.
Baca tanpa iklan