Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jumlah Kasus Covid-19 Tergolong Rendah, Inikah Negara Teraman untuk Dikunjungi Usai Pandemi?

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marina Bay yang biasanya ramai dipadati turis terlihat sepi, Sabtu sore (11/04/2020).

TRIBUNTRAVEL.COM - Liburan bukan menjadi prioritas teratas banyak orang saat ini, tetapi sebagian dari mereka masih banyak meluangkan waktu untuk merencanakan liburan usai pandemi berakhir.

Tak hanya liburan ke sejumlah destinasi wisata lokal, tetapi juga wisata luar negeri.

Foreign and Commonwealth Officer (FCO) saat ini menyatakan bahwa bepergian ke luar negeri tidak diizinkan kecuali dalam keadaan mendesak.

Dilansir dari laman Express.co.uk, Senin (25/5/2020), sejumlah negara diketahui mulai menerapkan aturan ketat terkait kunjungan wisatawan.

Lockdown Dilonggarkan, Wisatawan Penuhi Tempat Wisata di Inggris

Wisatawan di Kuba (Instagram/backpackingconnoisseur)

Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel yang mengumumkan bahwa mulai 8 Juni 2020, Pemerintah Inggris akan memberlakukan karantina selama 14 hari bagi wisatawan yang terbang ke luar negeri.

Negara-negara lain seperti Spanyol, Selandia Baru dan China juga memberlakukan tindakan karantina tersebut.

Meski demikian, bagi mereka yang melihat ke depan untuk masa depan perjalanan yang jauh, ini adalah lokasi yang mungkin paling aman.

Pakar risiko perjalanan, Llyod Figgins secara eksklusif membicarakan tempat yang paling aman untuk dikunjungi usai pandemi Covid-19 berakhir.

Tonton juga:

"Kita perlu melihat tingkat infeksi di negara-negara yang Anda kunjungi," katanya.

Figgins menambahkan, "Tapi bukan hanya tingkat infeksi, anda perlu melihat sistem kesehatan negara yang anda kunjungi dan permasalahan yang mungkin terjadi akibat tingkat infeksi."

"Ketika kita melihat negara-negara yang belum tentu terkena dampak dengan cara yang sama, Anda dapat melihat tempat-tempat seperti Singapura, Australia, Selandia Baru, di mana mereka memiliki tingkat infeksi dan angka kematian yang cukup rendah," ungkap Figgins.

Marina Bay yang biasanya ramai dipadati turis terlihat sepi, Sabtu sore (11/04/2020). (KOMPAS.com/ERICSSEN)

Figgins memperingatkan, negara-negara dengan tingkat kasus yang lebih rendah mungkin tidak mau mengizinkan untuk berkunjung begitu saja.

"Negara-negara tersebut ingin menjaga warga mereka seaman mungkin sehingga mereka tidak akan membiarkan orang-orang dari negara yang terinfeksi atau negara yang terkena dampak buruk untuk melakukan kunjungan," kata Figgins.

Di sisi lain, Figgins melihat beberapa negara dengan kasus Covid-19 terbanyak mulai membuka kunjungan wisata.

"Italia akan segera membuka perbatasannya. Kita melihat Yunani sedang membuka beberapa tempat wisata," jelas Figgins.

Hadapi New Normal, Pengunjung Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Boko Bakal Pakai Stiker Penanda

Gunungkidul Jelang Masa New Normal, Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Jadi Fokus Utama

Inilah New Normal Pariwisata di Bali, Langkah Pulau Dewata untuk Kembali Tarik Wisatawan

Bandara Changi Buka Pintu bagi Wisatawan Transit Mulai 2 Juni 2020

Abu Dhabi Luncurkan Program Sertifikasi Kebersihan Hotel dan Tempat Wisata Usai Pandemi Covid-19

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)