TRIBUNTRAVEL.COM - Beberapa orang merasa takut naik pesawat karena khawatir dengan terjadinya turbulensi.
Turbulensi saat naik pesawat terbang sebenarnya hal yang lumrah.
Sayangnya, turbulensi masih menyebabkan penumpang merasa takut dan panik.
Turbulensi bukan hal yang berbahaya dalam dunia penerbangan.
1. Turbulensi Tidak Berbahaya
Turbulensi relatif umum terjadi dan biasanya tidak berbahaya, tetapi fenomena ini memang membuat penerbangan terasa tidak nyaman.
Ada berbagai tingkat dan jenis turbulensi yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Sebab, di langit ada arus naik dan turun dari awan petir, arus termal, atau turbulensi udara cerah (CAT/Clear Air Turbulence) yang timbul dari kecepatan atau arah angin yang berubah dengan cepat.
2. Cedera Karena Turbulensi Pernah Terjadi, Tapi Jarang
Federal Aviation Administration mengatakan, sekitar 58 penumpang pesawat terluka akibat turbulensi setiap tahunnya.
Dua pertiga dari jumlah itu adalah pramugari atau penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman ketika turbulensi terjadi.
Ini berarti sekitar 20 dari 800 juta penumpang yang terbang setiap tahunnya di Amerika Serikat terluka karena turbulensi.
Dan itu biasanya terjadi pada ketinggian 30.000 kaki atau lebih.
3. Pilot Tahu Kapan Turbulensi akan Terjadi
Dalam banyak kasus, pilot bisa mengetahui adanya kondisi bergejolak yang ada depan.
Kemudian, pilot dapat menyalakan tanda memasang sabuk pengaman saat pesawat mendekatinya.
Pilot juga dibantu oleh laporan cuaca sebelum penerbangan, radar kokpit, dan laporan dari pesawat lain di daerah yang berturbulensi.
4. Intensitas Frekuensi Turbulensi pada Udara Cerah Meningkat
Baca tanpa iklan