TRIBUNTRAVEL.COM - Warung burjo atau disebut juga Warmindo pasti cukup familiar bagi mahasiswa yang pernah hidup di Yogyakarta.
Warung burjo memang identik dan dekat dengan anak kos di Kota Jogja.
Burjo merupakan akronim dari bubur kacang ijo (hijau).
Warung burjo mudah ditemui di setiap sudut Yogyakarta, dari kota hingga kabupaten.
TONTON JUGA
Banyak yang penasaran akan asal-usul warung yang identik dengan pedagang berlogat Sunda, namun merajalela di Kota Gudeg.
Pedagang warung burjo di Sleman, Yogyakarta, bernama Anggi menceritakan asal-usul keberadaan warung Burjo di Kota Gudeg.
Anggi asli kelahiran Kuningan, Jawa Barat.
Ia merantau ke Yogyakarta pada 2009, setelah lulus sekolah untuk memulai usaha warung burjo.
"Jadi saya dapat cerita ini kan awalnya penasaran, kenapa burjo itu ada di Yogyakarta. Kenapa juga pedagangnya dari Kuningan semua.
Nah, saya nanya ke orangtua saya," kata Anggi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).
Kebetulan, orang tua Anggi juga memiliki usaha warung burjo.
Lantas orang tua Anggi bercerita orang Kuningan pertama yang berjualan bubur kacang hijau bernama Rurah Salim.
Rurah Salim disebutkan merantau ke Yogyakarta pada 1943, dua tahun sebelum Kemerdekaan Indonesia.
Ia datang untuk mencari peruntungan di Yogyakarta.
"Dia katanya jualan burjo dipanggul gitu, kayak tukang dawet gitu dulu. Dia jualan bareng istrinya dari Kuningan juga," jelasnya.
Baca tanpa iklan