Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral di Medsos, Seekor Anjing Berjalan dengan Kepala Dibungkus Tas, Ini Penjelasan Sang Pemilik

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rachel Liaw bersama ibu dan anjing chihuahua miliknya.

TRIBUNTRAVEL.COM - Viral di medsos, seekor anjing berjalan-jalan dengan kondisi kepalanya dibungkus tas.

Baru-baru ini media sosial kembali dihebohkan dengan unggahan yang memperlihatkan seekor anjing kecil menggemaskan berjalan dengan kondisi kepala terbungkus tas.

Anjing tersebut diketahui berjalan di depan pemiliknya yang sedang mengendarai sepeda dan mengenakan masker.

Tentu unggahan ini menarik reaksi warganet untuk berkomentar.

Bule Rusia yang Sempat Viral Ngamen di Pasar Jual Motor Sebelum Dideportasi

Anjing chihuahua bernama Baby yang viral di medsos karena menggunakan tas untuk bungkus kepala. (Facebook/Rachel Liaw)

Melansir laman Stomp StraitsTimes, Rabu (6/5/2020), banyak warganet yang berasumsi bahwa tas yang membungkus kepala anjing tersebut digunakan untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19).

Menanggapi komentar warganet yang ramai di media sosial, sang pemilik anjing chihuahua bernama Rachel Liaw pun menjelaskan.

Melalui akun Facebook milinya, Rachel Liaw menjelaskan bahwa anjing chihuahua bernama Baby tersebut merupakan hadiah untuk ibunya yang telah dirawat selama tujuh hingga delapan tahun yang lalu.

Menurut Rachel, 'tas' di kepala Baby adalah jaring yang tipis, lembut dan tidak membuatnya susah bernapas.

Jaringan tersebut dipasang untuk mencegah Baby menjilati urin anjing lain saat berjalan-jalan.

Ini adalah hal yang dilakukan ibu Rachel selama beberapa waktu yang lalu jauh sebelum Covid-19 terjadi.

Dalam sebuah posting Facebook Rachel juga berbagi dengan Stomp, ia mengatakan, "Kami tidak pernah menghentikannya, bahkan setelah Baby keluar dalam berita."

"Karena ibuku adalah wanita tua yang sangat bahagia, dengan anjingnya yang sangat bahagia dan sangat dicintai. Aku tidak sampai hati untuk menghentikannya. Dan jika anjing itu juga tidak nyaman, anjing itu tidak akan berjalan. Mereka berdua sangat senang!" imbuhnya.

Tonton juga:

Meskipun awalnya Rachel khawatir tentang komentar warganet ketika artikel Straits Times pertama kali diterbitkan, dia senang karena semuanya ternyata positif.

Rachel menambahkan dalam posnya, Senin (4/5/2020), "Tetapi saya dan saudara lelaki saya, diam-diam mengamati situasi ini. Dengan harapan tidak ada yang 'menyerang' atau membuat masalah bagi ibu saya. Hanya jika itu terjadi, maka kami berdua akan bahagia, agar tidak membunuh kegembiraannya sebelum waktunya atau tidak perlu."

Halaman
12