Selain itu, gempa es juga bisa diukur atau diketahui dengan menggunakan seismograf atau alat pengukur kekuatan gempa.
Namun perbedaan keduanya adalah penyebab masing-masing gempa.
Gempa es sangat umum terjadi di Antartika, bagian kutub selatan Bumi yang dilapisi oleh es.
Nah, gempa es ini terjadi saat air yang ada di permukaan membeku dengan cepat.
Akibatnya, saat air membeku dengan cepat, maka es akan mengembang dan permukaannya menjadi lebih tinggi dibandingkan saat masih berupa es.
Ketika air di tanah menjadi es, maka ia bisa memecah tanah serta bebatuan yang ada di sekitarnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, hal ini bisa menyebabkan keretakan di tanah bagian atas.
Terjadi Banyak Gempa Es di Antartika
Wilayah benua Antartika menjadi tempat yang paling sering mengalami gempa es.
Bahkan menurut para ahli, sekitar ratusan ribu gempa es sudah terjadi di Antartika dalam beberapa tahun terakhir.
Namun penyebab banyaknya gempa es yang terjadi di Antartika justru bukan karena suhu yang rendah dan sangat dingin.
Gempa es di Antartika justru disebabkan karena meningkatnya suhu menjadi lebih hangat.
Suhu yang menghangat akan membuat es jadi mencair, kemudian membuat air yang mencair tadi kembali membeku menjadi lapisan es.
Saat es di Antartika mencair, air akan bercampur dengan lumpur dan menyebabkan es lumpur.
Nah, ketika malam hari dan suhu Antartika mencair, maka lapisan atas lumpur membeku dengan cepat dan menyebabkannya mengembang, melengkung, kemudian retak dan menimbulkan gempa es.