TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah akuarium di Jepang telah menemukan bahwa isolasi sosial rupanya mempengaruhi belut-belut yang ada di sana.
Virus Corona ternyata tidak hanya membawa pengaruh terhadap manusia, sejumlah hewan juga mengalami perubahan semenjak COVID-19 ini melanda.
Seperti halnya yang terjadi pada belut-belut yang ada di Sumida Akuarium, Tokyo, Jepang.
Sejak ditutup pada 1 Maret 2020 karena COVID-19, dikabarkan bahwa belut-belut ini mengalami perubahan perilaku.
• Kawanan Flamingo Ubah Danau di Kota Mumbai Berwarna Merah Muda Saat Pandemi
Melansir laman Travel and Leisure, Senin (4/5/2020), sebelumnya belut-belut tersebut menggali dan masuk ke dalam pasir untuk menghindari manusia.
Sementara belut kebun diketahui terkubur di pasir ketika mereka merasa takut, pihak akuarium Jepang khawatir bahwa lubang itu akan mempengaruhi kemampuan para ilmuwan untuk mempelajari belut.
"Hilangnya belut China membuat sulit bagi staf penelitian untuk memeriksa apakah mereka (belut) baik-baik saja, apakah mereka sehat, apakah mereka kurus, dan apakah mereka sakit," isi dari siaran pers tersebut.
Untuk membantu belut merasa betah lagi, pihak akuarium meluncurkan acara 'darurat' tiga hari, meminta orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan video call belut dan membantu mereka menyesuaikan diri kembali dengan manusia mulai 3 Mei 2020.
Festival yang menampilkan wajah bertujuan untuk mengingatkan belut tentang 'keberadaan manusia'.
Ini adalah upaya pertama pihak akuarium untuk menyesuaikan kembali hewan dengan manusia melalui teknologi meski mereka tidak yakin apakah itu akan berhasil atau tidak.
Belut-belut ini mungkin tetap terkubur di pasir ketika orang-orang melakukan video call.
Menggunakan iPad atau iPhone, pengunjung virtual dapat melambaikan atau memanggil belut, tetapi tidak terlalu keras.
Tonton juga:
Masing-masing pengunjung bisa melakukan panggilan selama lima menit.
Festival ini digelar mulai dari tanggal 3-5 Mei 2020, pengunjung dapat menelepon akuarium mulai pukul 10.00-14.00 waktu Jepang (21.00 hingga 01.00 ET).