Bantuan itu mulai dari ubi kayu, pisang, rumput, daging ayam hingga rumput.
"Yang memberikan bantuan ini ada yang dari dari masyarakat sekitar Medan Zoo, yang bersebelahan dengan areal pekuburan Covid-19 di Simalingkar dan ada juga Ibu Hesti dari Tanjung Morawa," kata Al Khairy, Rabu (29/4/2020).
Kebun binatang menghadapi krisis
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah mengatakan, satwa-satwa yang ada di dalam kebun binatang saat ini dalam masalah besar.
Menurut dia, pemerintah sudah seharusnya turun tangan untuk membantu. Misalnya dengan membebaskan pajak.
PKBSI memiliki anggota sebanyak 57 kebun binatang/taman hewan, dengan koleksi 4.912 spesies/jenis dan 98.933 ekor/individu.
"Kebun binatang saat ini dalam masalah besar, betul-betul krisis. Tidak hanya di Medan atau Indonesia, tapi di seluruh dunia," kata dia.
Menurut Rahmat, seluruh kebun binatang membutuhkan biaya Rp 60 miliar per bulan.
Dari seluruh kebun binatang, ada 22.000 pekerja yang perlu mendapatkan upah.
Di sisi lain, kebun binatang sebagai lembaga konservasi harus menjalankan fungsi edukasi, konservasi, menjadi tempat rekreasi yang layak, sehat, mendidik dan terjangkau bagi berbagai kalangan.
"Dalam 1 tahun tamu kami itu lebih kurang 50 juta orang. Jadi betapa pentingnya itu," kata Rahmat.
Selain itu, lembaga konservasi juga juga berperan dalam penyelamatan satwa langka, pelepasliaran dan masih banyak kegiatan lainnya.
"Tutup pun dia, satwa harus makan, tetap harus dirawat. Keeper-nya harus membersihkan kandangnya dan tetap dihitung pekerja. Maka cost kita tidak turun, tapi income kita," kata Rahmat.
Menurut Rahmat, pendapatan kebun binatang berasal dari tiket, permainan yang ada di dalam, dan restoran.
Namun, saat kebun binatang ditutup, maka pendapatan akan berhenti.