TRIBUNTRAVEL.COM - Selama 3.000 tahun, Pulau Suakin dikenal akan pelabuhannya yang strategis.
Terletak di Laut Merah di Sudan Utara, Suakin kini berubah menjadi reruntuhan yang hancur dan ditinggalkan.
Apa yang membuat Suakin ditinggalkan?
Berikut TribunTravel melansir dari atlasobscura.com, fakta unik Suakin yang menarik untuk diketahui.
Ramses III mengembangkan Suakin selama abad ke-10 SM.
Pada saat itu, Suakin memiliki pelabuhan menghadap ke Laut Merah yang dikenal sering menjadi persinggahan kapal untuk perdagangan dan eksplorasi.
1.000 tahun kemudian, ketika Islam menyebar dari wilayah Hijaz Arab Saudi modern, pelabuhan itu menjadi tempat persinggahan bagi orang Afrika yang berziarah ke Mekah.
Karena keberadaan pelabuhan itu, Suakin terus mengalami perkembangan.
Legenda lokal menyebut jika perkembangan pelabuhan Suakin berkat sorang raja dengan memiliki 360 istri yang tinggal di sana.
Berkat kekayaannya yang besar, Suakin berkembang menjadi pelabuhan pulau yang kaya dan terjaga keamanannya.
Setiap bangunan terbuat dari batu karang yang menakjubkan dan dindingnya didekorasi dengan penutup kayu dan batu yang detail.
Suakin adalah puncak kemewahan abad pertengahan di Laut Merah.
Selama abad ke-19, Suakin berevolusi untuk terakhir kalinya, menjadi pusat perdagangan budak dari Afrika Timur.
Ketika perdagangan budak berkurang, pelabuhan menjadi semakin sepi.
Pada 1920-an, Suakin benar-benar rusak.
Baca tanpa iklan