Selain itu, ia menambahkan pihaknya telah memohon bantuan kebutuhan dasar ke Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara.
HPI Bali dan Yogyakarta juga mengeluhkan bantuan yang tak kunjung sampai kendati sudah melengkapi data persyaratan. Mereka juga sudah melampirkan data ke pemerintah pusat dan daerah.
Baca juga: Jeritan Pemandu Wisata Sulawesi Utara, Mulai Korek Tabungan dan Menanam Palawija
"Mengingat bahwa pramuwisata adalah garda terdepan dalam melayani turis dan memberi informasi serta memajukan pariwisata untuk Sulawesi Utara, terkhusus Kota Manado, dan secara nyata pariwisata telah menjadi sumber devisa kedua di Indonesia," kata David.
3. Alih profesi untuk sambung hidup
Pemandu wisata mulai alih profesi untuk memenuhi kebutuhan. Banyak di antara mereka mulai berjualan online, menjadi pengemudi kendaraan online, menanam palawija, sampai menjadi Youtuber.
Wakil Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulawesi Utara, Mario Ben Gavriel mengatakan saat ini yang dapat dilakukan pemandu wisata hanya terus berdoa, berusaha, dan bersabar mengharapkan turunnya bantuan pemerintah.
4. Program Kartu Pra Kerja sulit diakses
HPI Bali, Sulawesi Utara, dan Yogyakarta mengeluhkan sulitnya mengakses website program Kartu Pra Kerja. Bahkan di Manado tidak satupun anggota HPI berhasil mendaftarkan diri di program tersebut.
Mereka berharap ada kesempatan gelombang kedua untuk mendaftarkan diri dan menerima bantuan langsung dari pemerintah.
• Viral di Medsos, Pemandu Wisata Marahi Petugas Money Changer yang Tipu Turis Bule di Bali
• Kisah Pertemuan Turis Singapura Liburan ke Bhutan dan Menikah dengan Pemandu Wisatanya
• Pemandu Wisata di Karanganyar Antarkan Wisman Makan Pisang Goreng: Sampai di Warung Tidak Tersisa
• Turis Asal Perancis Dilecehkan Pemandu Wisata di Labuan Bajo, Begini Himbauan Saat Berwisata di NTT
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Jeritan Hati Pemandu Wisata Indonesia di Tengah Krisis Virus Corona "
Baca tanpa iklan