Mengingat waktu penerbangan kembali ke Johannesburg tidak mungkin berhasil, pasangan ini akhirnya memilih untuk berada di Maldives.

"Ketika kami mengetahui bahwa Afrika Selatan menutup perbatasannya, kami khawatir, marah dan cemas karena tidak tahu bagaimana kami akan kembali," kata mereka.

Olivia dan Freitas menghabiskan beberapa hari berikutnya untuk menemukan jalan pulang.

Mereka mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan menggunakan speedboat selama 90 menit menuju pulau utama Maldives dan berusaha mendapatkan pesawat.

Tetapi negara telah melakukan lockdown dan pasangan ini pun memutuskan untuk tinggal di resor yang mereka sewa.

Pada Minggu, pasangan pengantin ini menjadi satu-satunya tamu yang ada di Cinnamon Velifushi.

Sementara semua tamu hotel lainnya pulang ke negara masing-masing.

Cinnamon Velifushi merupakan sebuah resor di Maldives yang memiliki bangunan berupa vila kayu di atas air dengan pemandangan pantai pasir putih dan pohon palem.

Selama berada di Maldives, pasangan pengantin ini diperlakukan seperti bangsawan dan dilayani oleh beberapa anggota staf hotel.

"Menjadi satu-satunya tamu di resor itu antara kesepian dan menyenangkan pada waktu yang bersamaan. Kami benar-benar senang bisa menghabiskan waktu bersama para staf dan mengenal mereka secara pribadi," kata pasangan tersebut.

Meski demikian, pengantin baru ini tidak benar-benar dapat bersantai dan menikmati bulan madu mereka yang diperpanjang.

Tidak hanya masih berusaha mencari jalan pulang, mereka juga mulai panik dengan pengeluaran yang meningkat.

"Kami sangat khawatir tentang biaya, karena kami hanya berencana berada di sana selama enam hari," kata Freitas.

Meskipun hotel menawarkan diskon, namun perjalanan ini menjadi semakin mahal.

Setelah 21 hari di Maldives, Olivia dan Freitas akhirnya bisa kembali ke Afrika Selatan dengan selamat dan langsung dikarantina.