Bahkan tiga abad setelahnya, Pompeii masih menjadi destinasi terkenal dari Italia.
Head of Torusim di Althone Institute of Technology, Tony Johnston menjelaskan beberapa wisatawan berkunjung ke lokasi bekas bencana karena sedang berlibur di kawasan tersebut.
Beberapa memiliki hasrat di bidang sejarah, ada juga yang mencari rasa ngeri hanya untuk kesenangan.
"Seringkali intensi para pengunjung untuk belajar mengenai kekejaman atau masa yang gelap memiliki manfaat. Itu dapat menjadi refleksi apa yang salah di masa lalu dan pelajaran untuk di masa mendatang, agar kesalahan tersebut tidak terjadi lagi," jelas Johnston.
Namun ada berbagai catatan jika kamu memang termasuk orang yang tertarik berkunjung ke lokasi bekas bencana.
"Sebelum mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan kematian dan tragedi, penting untuk merenungkan niat Anda. Apakah Anda mengunjungi untuk memperdalam pemahaman Anda dan memberi penghormatan, atau apakah Anda hanya ingin berkunjung dan mengambil selfie?" Communications and Outreach Manager at the Center for Responsible Travel, Rebekah Stewart.
Para ahli mengatakan selfie sangat tidak disarankan saat berkunjung ke lokasi bekas bencana karena itu hanya mencerminkan wisatawan yang narsis dan mempedulikan diri sendiri.
Kepekaan juga dibutuhkan, untuk tidak berkata atau melakukan aktivitas yang mengurangi empati kepada para korban dan keluarga korban di lokasi bekas bencana.
Jangan lupa untuk bekali ilmu mengenai lokasi bekas bencana baik sebelum dan saat berada di lokasi bencana.
Caranya bisa mencari tahu terlebih dahulu tempat yang akan dikunjungi, dengarkan penjelasan pemandu wisata, dan membaca petunjuk dengan jelas.
Intinya saat berwisata termasuk ke lokasi bekas bencana, selalu menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dan penuh hormat.
• 7 Kota Mati yang Ditinggalkan Penduduknya, Kini Justru jadi Tempat Wisata
• 7 Fakta Unik Venesia, Tempat Wisata Romantis Dunia yang Punya Banyak Kanal Air
• 7 Kuliner Gunungkidul yang Jadi Incaran Wisatawan, Ada Glinding Burung Dara hingga Keripik Belalang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dark Tourism, Saat Tempat Bencana Jadi Tren Wisata.
Baca tanpa iklan