Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Lagi Kerja di Rumah, Coba Virtual Traveling di 3 Museum Dunia Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

The British Museum

Mulai dari gambar artefak, penjelasan teks yang rinci, peta petunjuk lokasi kejadian, objek yang berkaitan, hingga yang paling canggih adalah penjelasan lewat audio dalam bahasa Inggris.

Karena sistemnya interaktif, kamu lebih baik menggunakan komputer atau laptop untuk mengaksesnya.

Pasalnya kamu bisa menikmati grafik yang sangat bagus dan menarik serta bisa leluasa mengeksplor kejadian-kejadian penting dalam sejarah yang ingin kamu ketahui.

 The Pergamon Museum

Kedua adalah Pergamon Museum yang bisa kamu akses lewat link berikut: https://artsandculture.google.com/partner/pergamonmuseum-staatliche-museen-zu-berlin?hl=en.

Museum ini terletak di Berlin, Jerman. Kamu bisa menemukan banyak struktur arkeologi yang sudah dibangun ulang di sini.

Beberapa yang bisa ditemukan, seperti Altar Pergamon, Gerbang Pasar Miletus, Gerbang Ishtar dan Jalan Prosesi dari Babilonia, serta Mshatta Facade yang membuat Pergamon Museum terkenal di dunia.

Ada beberapa pameran online yang bisa kamu lihat di sini, salah satunya adalah soal apa yang terjadi di Pergamon.

Pergamon adalah sebuah kota di Yunani Kuno yang punya perpustakaan terbaik pada peradaban Yunani Kuno.

Nah, karena menggunakan laman Google Arts & Culture, maka jenis pameran online-nya pun serupa dengan The British Museum.

Bentuknya seperti slideshow presentasi, namun dengan gambar berkualitas tinggi, bersamaan  penjelasan yang lengkap dan jelas.

Uniknya, di slide kedua pameran ini terdapat gambar interaktif dari rekontruksi Altar Pergamon yang legendaris.

Bentuknya seperti laman Google Street, kamu bisa berkeliling area altar dengan gambar 360 derajat, sehingga kamu bisa melihat relief yang ada di dinding altar secara jelas.

Ada juga gambar lukisan masa lampau, peta yang menunjukkan lokasi Kota Pergamon di masa lalu, dan foto lokasi masa kini dari kota yang tinggal reruntuhan saja.

Penuturannya pun runut, mulai dari pembangunan kota Pergamon, bagaimana altar tersebut digunakan, sistem ekonomi yang terdapat di sana, hingga proses ekskavasi situs yang dilakukan sejak tahun 1800-an.

Halaman
123