Joko tidak tahu pasti kenapa Bethara Guru dan Semar yang menghiasi kamar tersebut.
Di antara kedua gambar wayang terdapat cermin. Dua temat tidur yang letaknya berada persis di bawah gambar wayang.
Di salah satu sudut ruangan terdapat lemari besar
"Perabot dan perkakas yang tertinggal di sini misalnya foto Pak Karno, ada juga dipan Pak Karno dibawa untuk dikelola negara," kata Joko Susilo, Kamis (12/3/2020) malam.
Kamar yang mengandung nilai sejarah ini juga menjadi rujukan para calon legislatif (caleg) untuk bermalam.
Umumnya calon wakil rakyat yang bermalam memilih untuk tidur di kamar bekas Soekarno.
Kata Joko, tidak ada maksud lain selain mencari keberkahan.
Para caleg itu juga datang biasanya jelang pemilihan, lebih tepatnya saat malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon.
Yang datang kebanyakan memang calon dari partai PDI Perjuangan, namun tidak menutup kemungkinan dari partai lain juga ada yang sengaja menginap di bekas kamarnya Proklamator.
Menjadi Idola Pejabat Negara
Bangunan yang usianya diperkirakan oleh Joko sekitar 100 tahun itu juga sempat disinggahi oleh sejumlah pejabat tinggi negara.
Apalagi ketika Orde Baru masih bercokol, beberapa menteri pernah menginap di sana, termasuk Harmoko. Kemudian pada 1974, lanjutnya, Presiden Jerman juga sempat bermalam di Pringgosari.
"Presiden Jerman semalam menginap di sini waktu itu," kata dia.
Semakin hari bangunan tersebut semakin bertambah usia. Pastinya sudah kalah dengan beberapa penginapan lain yang ada di kawasan Tawangmangu yang lebih modern.
Namun beberapa kali ada pejabat yang masih menyempatkan singgah di Pringgosari.
Baca tanpa iklan