TRIBUNTRAVEL.COM - Menjelang Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali menjalani sejumlah ritual untuk upaya menyucikan diri.
Beragam tradisi pun digelar dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi tersebut.
Tradisi unik yang sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan adalah Mebuug-buugan.
Dilansir TribunTravel dari laman web kemdikbud.go.id pada Senin (9/3/2020), tradisi Mebuug-buugan merupakan permainan rakyat dengan menggunakan media lumpur yang memiliki filosofi berkaitan dengan Hari Raya Nyepi.
Tradisi ini memiliki tujuan untuk memohon anugerah kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) agar umat manusia diberikan kesejahteraan dan keselamatan lahir batin.
Mebuug-buugan diambil dari kata “buug” yang berarti tanah atau lumpur dalam bahasa Bali.
• Lagi Ngetren di Bali, Teknik Masak Timbungan Jadi Tantangan di MasterChef Indonesia
Setiap perayaan Hari Raya Nyepi, tradisi ini digelar oleh warga Desa Adat Kadonganan, Kuta, Badung, Bali.
Bagi warga yang mengikuti tradisi Mebuug-buugan ini, akan melumuri seluruh badan mereka dengan lumpur.
Tradisi ini diikuti oleh seluruh warga, baik laki-laki maupun perempuan.
Para peserta Mebuug-buugan akan berperang bersama-sama menggunakan media lumpur.
Mereka akan saling melempar dalam suasana keceriaan dan kebersamaan.
Setelah mengotori diri mereka dan berperang dengan media lumpur, para peserta akan berjalan bersama-sama menuju pantai untuk membersihkan diri.
Selain tradisi Mebuug-buugan, ada beragam tradisi lain dalam perayaan Hari Raya Nyepi yang tak kalah menarik, sebagai berikut:
1. Ritual perang api
Selain pawai ogoh-ogoh, ada gelaran ritual perang api yang juga digelar malam hari sebelum perayaan Nyepi di Bali.