Hal ini bersamaan dengan munculnya pusat oleh-oleh sawangan dan kripik Nyoya Sutrisno yang mengolah bentuk lain dari mendoan yang kering atau disebut dengan nama kripik.
Bahkan nama mendoan dan kripik sebagai makanan serumpun telah menjadi lambang semangat gerakan sosial masyarakat di Banyumas.
"Orang Banyumas bisa diumpamakan seperti mendoan yang lemas fleksibel mudah menyesuaikan diri. Namun, dalam keadaan yang mendesak bisa menjadi kaku seperti kripik yang bila diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama," papar Djatmiko.
Ia mengaitkan jika orang Banyumas zaman dulu banyak yang menjadi tokoh di dunia diplomasi dan kemiliteran.
Seperti Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Reostam, dan lain-lain.
• Kolam Renang Tengah Sawah, Destinasi Baru di Banyumas untuk Berakhir Pekan
• Kraca, Makanan Khas Banyumas Berbahan Dasar Keong yang Banyak Diburu saat Ramadan
• 5 Hotel Murah di Banyumas dengan Tarif Mulai dari Rp 100 Ribu, Bisa Jadi Pilihan untuk Backpackeran
• 5 Oleh-oleh Makanan Khas Banyumas, Sudah Pernah Coba Jenang Jaket?
• Destinasi Baru di Banyumas, Jembatan Kaca Caping Park Jadi Incaran Saat Libur Lebaran
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tempe Mendoan, Gorengan Setengah Matang Khas Banyumas"
Baca tanpa iklan