Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pura Tirta Empul, Mata Air Suci untuk Melukat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah wisatawan tengah berendam di Pura Tirta Empul

Meski berbeda keyakinan dengan mayoritas masyarakat Bali yang memeluk agama Hindu, Ando percaya, air di sini adalah air penuh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki kelebihan tersendiri.

"Kita berdoa saja apa yang kita lagi pengin. Kalau dikabulkan ya karena Tuhan kalau belum ya harus berusaha," kata Ando yang datang bersama keluarga besarnya.

Sementara itu, pengunjung lainnya, I Wayan asal kota Denpasar yang datang bersama keluarganya sengaja berkunjung ke Pura Tirta Empul untuk melukat. Melukat adalah istilah untuk menyebut aktivitas penyucian diri.

Hampir setiap tahun sekali I Wayan selalu melukat ke sumber mata air Pura Tirta Empul.

"Kita cari hari terbaik untuk melukat. Tujuannya membersihkan diri baik jiwa dan raga kita supaya kembali bersih dan lepas dari hal hal negatif yang selama ini melekat di tubuh kita," terang I Wayan.

Seusai merasakan segarnya air di mata air Pura Tirta Empul, redaksi Wigo kemudian menyempatkan mengambil beberapa foto di spot-spot yang menarik di area Pura Tirta Empul.

Salah satunya adalah di sebuah pohon perindang besar yang berada tepat di luar area sumber mata air Pura Tirta Empul.

Selain itu, spot yang instagramable adalah di depan pintu masuk Pura.

Sejarah Pura Tirta Empul

Menyimak sejarah Pura Tirta Empul didirikan,memang tak lepas dari budaya masyarakat Bali yang sebagian besar memeluk Hindu.

Pura Tirta Empul dibangun di sekililing sebuah sumber mata air yang besar pada sekitar tahun 962 M yakni dari abad ke 10 hingga ke 14, selama wangsa Warmadewa oleh Raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa.

Nama Pura sendiri diambil dari nama sumber mata air yang dinamakan Tirta Empul yang airnya berasal dari sungai Pakerisan. Pura dibagi menjadi 3 bagian yakni Jaba Pura halaman depan, Jaba Tengah, pura halaman tengah dan Jeroan, pura halaman dalam.

Menurut sejarahnya, Pura ini dipersembahkan untuk Dewa Wisnu, yakni salah satu nama dewa Hindu.
Pemandian Tirta Empul sendiri dibangun pada zaman pemerintahan Raja Sri Candrabhaya Singha Warmadewa.

Informasi tersebut didapat melalui sebuah piagam batu yang ditemukan di desa Manukaya. Di piagam batu tersebut memuat tulisan dan angka yang menyebutkan bahwa permandian Tirta Empul dibangun pada Sasih Kapat tahun Icaka 884, sekitar bulan Oktober tahun 962 Masehi.

Sementara itu, pada Prasasti Sading disebutkan, Raja Masula Masuli bertahta di Bali mulai tahun Saka 1100 atau tahun 1178 M, yang memerintah selama 77 tahun. Bila mengacu pada dua sumber sejarah tersebut, bisa disimpulkan bahwa Pemandian Tirtal Empul dibangun lebih dulu dari pada Pura Tirta Empul.

Selain bisa menikmati keindahan dan segarnya air di sumber mata air Pura Tirta Empul, pengunjung juga bisa ke
Istana Tampaksiring.

Istana ini dibangun untuk kunjungan Presiden Soekarno ke Bali pada tahun 1954.

Halaman
123