Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Nikmatnya Jadah Tempe, Camilan Khas Yogyakarta Kegemaran Keluarga Keraton

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga menjual jadah tempe di kawasan Tlogo Putri, Kaliurang.

TRIBUNTRAVEL.COM -  Di Gunungkidul, Sleman, Yogyakarta terdapat satu camilan sehat bernama jadah tempe.

Makanan ini dikisahkan sebagai makanan kegemaran keluarga Keraton sejak lama

Jadah tempe terdiri dari tempe atau tahu bacem, kemudian disantap dengan ketan campur kelapa yang dibentuk persegi. Ketan ini yang disebut sebagai jadah. 

Ketan dan tempe biasanya diapit dan dimakan bersamaan.

Tak jarang jadah dan tempe diikat dengan daun pisang.

"Kalau makan memang sekaligus begini, jadi kayak burger," jelas Lina Marlianan penjual jadah tempe di Javanese Food Festival, Mal Mangga Dua, Sabtu (22/2/2020).

Harga Tiket Masuk Merapi Park Yogyakarta 2020, Lengkap dengan Jam Buka dan Wahananya

Saat jadah dan tempe digigit secara bersamaan memang memberi sensasi rasa yang unik.

Tekstur pulen dari jadah bertemu terkstur tempe bacem yang padat, membuat sensasi menyantap jadah tempe ini semakin nikmat.

Apa lagi jika jadah dibakar terlebih dahulu, sehingga teksturnya sedikit garing dan harum kelapa bertambah wangi.  

Untuk rasa, nyatanya gurih dari jadah bercampur dengan rasa manis dari bacem membuat cita rasa yang seimbang.

Lina bercerita jika jadah tempet tercipta dari seorang mantan carik atau pimpinan Sekretariat Desa di Kaliurang bernama Mbah Sastro. Ia lebih dikenal dengan sebutan Mbah Carik.

Tonton juga:

Dahulu Mbah Sastro sering memberikan makanan persembahan sebagai bentuk pengabdian kepada Keraton.

 

Suatu ketika ia berkreasi dan menciptakan jadah tempe. Akhirnya kudapan ini menjadi kegemaran orang-orang keraton.

"Jadi banyak yang suka. Dulu ini sebenarnya makanan orang keraton di Jogja. Kalau ngopi di pagi hari itu makannya pakai ini," jelas Lina.

Halaman
12