Tahun 2018, setidaknya ada 4,1 juta barang yang dibawa ke pos polisi koban itu.
Saat itu, dari 156.000 ponsel yang hilang, 130.000 ponsel berhasil kembali ke pemiliknya dan ada 65 persen dompet kembali ke pemiliknya, berkat penduduk Jepang yang melaporkan barang temuannya ke koban.
Biasanya, barang yang hilang dan ditemukan akan disimpan di setiap koban sekitar satu bulan.
Namun jika dalam satu bulan barang itu belum diambil pemiliknya, barang temuan itu dikirimkan ke Lost and Found Center di Departemen Kepolisian Kota Tokyo.
Di sana, barang yang ditemukan warga itu dicatat, kemudian dicari informasi tentang pemiliknya, dan datanya dimasukkan ke sebuah situs yang bisa diperiksa masyarakat luas.
Barang-barang di sana disimpan oleh kepolisian selama tiga bulan sampai ada pemilik yang mengambilnya.
Jika tidak ada, barang itu bisa diberikan pada orang yang menemukannya.
Namun jika tidak diambil, maka barang temuan itu menjadi milik pemerintah lokal dan bisa dijual ke pasar barang bekas.
Rahasia Warga Jepang yang Mau Mengembalikan Barang Temuan
Penduduk Jepang rupanya sudah diajarkan tentang mengembalikan barang-barang tak bertuan yang ditemukannya sejak masih sekolah.
Anak-anak di Jepang diajarkan bahwa mengembalikan barang temuan ke polisi merupakan tugas sebagai warga negara.
Ada juga hukum yang mengatur tentang pengembalian barang temuan, yaitu barang yang ditemukan harus dikembalikan ke pihak berwajib jika pemiliknya tidak bisa ditemukan.
Lalu ada hadiah tertentu yang diberikan jika barang temuan itu berhasil dikembalikan ke pemiliknya.
Wah, sikap warga Jepang yang satu ini juga bisa kita tiru, nih.
Supaya orang yang kehilangan barang bisa mudah menemukan barang yang hilang.
Baca tanpa iklan