Sejak 1997, telah ada sejumlah gempa bumi lokal yang menyebabkan para ilmuwan percaya bahwa gunung berapi bisa meletus lagi.
Tak cuma gunung meletus yang ditakutkan, badai juga menjadi masalah di sana.
Dalam 100 tahun terakhir, pulau kecil ini telah dihantam oleh lebih banyak badai daripada pulau lainnya.
5. Kepulauan Izu
• Door to Hell, Lubang Api Raksasa Asal Turkmenistan yang Tak Pernah Padam Sejak 1971
Semua orang yang tinggal di kepulauan Izu tampak normal.
Mereka pergi bekerja di toko dan kantor.
Mereka pergi ke sekolah.
Mereka pergi ke bioskop, restoran, bar.
Mereka menjalani hidup normal.
Kecuali satu hal.
Setiap kali mereka melangkah keluar, mereka harus memakai masker gas.
Tanpa itu, mereka akan mati.
Semua karena banyaknya aktivitas vulkanik di daerah tersebut.
Gunung berapi lokal yang paling terkenal adalah Myojin-sho.
Gunung yang berada di bawah laut itu pernah meletus pada 1952, itu adalah letusan terbesar yang pernah tercatat.
Itu terjadi lagi pada 2000.
Myojin-sho bukan satu-satunya.
Ada 17 gunung berapi di sekitar pulau-pulau kecil.
Dan masing-masing dari mereka memuntahkan belerang beracun ke atmosfer.
Jika sampai terhirup akan membuat sistem pernapasan melepuh.
Esofagus dan paru-paru kamu akan mulai terbakar, dan tak lama, kamu tidak akan bisa bernafas sama sekali.
Jadi kamu mungkin bertanya pada diri sendiri mengapa ada yang memilih tinggal di Kepulauan Izu.
Yah, penduduk dibayar untuk tinggal di sana.
Mereka mengambil bagian dalam penelitian ilmiah untuk melihat apa yang terjadi pada orang-orang yang menghabiskan hidup mereka memakai masker gas dan menghirup sedikit jejak belerang.
• Fakta Unik Isla de las Munecas, Pulau Paling Misterius di Meksiko yang Hanya Berisi Boneka
• Fakta Unik Poveglia, Pulau Misterius di Italia yang jadi Lokasi Karantina Wabah Virus Pes
• Tiga Hotel di Bali Bakal Dicek Setelah Ada Turis China Positif Virus Corona Usai ke Pulau Dewata
• Fakta Unik Pulau Aogashima, Penduduknya Tinggal di Dalam Kawah Gunung Berapi
• Pemprov Bali Sambut Positif Wacana Diskon Tiket Pesawat ke Pulau Dewata
TribunTravel/Ambar Purwaningrum
Baca tanpa iklan