Di pasar-pasar di Bhutan, kita bisa dengan mudah menemukan mudah.
Para penjual cabai menjual cabai merah, hijau, dan kadang-kadang ada cabai kuning.
Bukan hanya di pasar, kalau kita berjalan-jalan melewati rumah-rumah penduduk, kita bisa melihat untaian atau rentengan cabai-cabai yang akan dikeringkan.
Penduduk sering menggantungkan rentengan cabai itu di balkon lantai atas rumahnya.
Ada juga penduduk yang menjemur cabai di atap rumahnya.
Saat ada festival atau ritual keagamaan, masyarakat di desa suka membakar cabai, sehingga aromanya memenuhi udara.
Makanan Nasional Bhutan Berbahan Dasar Cabai
Begitu sukanya dengan rasa pedas, makanan nasionalnya juga berbahan dasar cabai, lo.
Namanya ema datshi.
Ema artinya cabai, dan datshi artinya keju.
Yap, resep asli makanan ini dibuat hanya menggunakan dua bahan tersebut.
Wah, rasa masakannya sepedas apa, ya?
Di Bhutan, orang-orang juga mempercayai kalau membakar cabai di rumahnya, bisa mengusir roh jahat atau iblis.
Meskipun begitu, awalnya cabai bukanlah hasil pertanian asli dari Bhutan, lo.
Kemungkinan, cabai dibawa dari India ke Bhutan. Sebelumnya, cabai yang asalnya dari Amerika Selatan, dibawa ke India sekitar abad ke-16.
Baca tanpa iklan