Sementara itu, menurut laman Vice, daging trenggiling memiliki bau yang tidak biasa yang dapat memenuhi seluruh rumah.
Untuk tekstur sendiri, dagingnya sama seperti daging hewan pada umumnya.
Warna daging trenggiling cenderung lebih gelap.
Tidak hanya itu, daging juga sedikit lengket dan memiliki tekstur seperti benang.
Untuk penyajiannya, biasanya daging trenggiling akan dipotong terlebih dahulu sebelum direbus dan disajikan dengan saus jintan. Daging trenggiling juga bisa disantap dengan nasi.
Mengutip buku “Medicine and Health Cuisine” yang ditulis oleh Mei Wei terbitan DeepLogic, trenggiling yang juga disebut sebagai “penjaga hutan” juga dimanfaatkan sisiknya sebagai bahan dasar makanan tradisional di area pegunungan Fujian, China.
Dikombinasikan dengan beberapa bahan lain seperti jahe, bawang bombay, gula putih, dan anggur merah, daging trenggiling dianggap memiliki tekstur yang halus dan sedikit lembek.
Memakan trenggiling meningkatkan status sosial
Mengutip buku “Pangolins: Science, Society and Conservation” terbitan Academic Press, kepopuleran trenggiling juga sampai di Vietnam.
Konsumsi trenggiling di China dan Vietnam didasari oleh motivasi, persepsi, dan kepercayaan akan sisiknya yang dapat menyembuhkan penyakit meningkatkan kebugaran.
Mengonsumsi dagingnya juga menunjukkan adanya peningkatan status dari orang yang memakannya.
Entah itu memakan daging trenggiling dalam konteks politik atau sosial. Memakan daging trenggiling dianggap dapat memvalidasi status mereka.
Di Vietnam pada tahun 2019, harga yang ditawarkan untuk satu trenggiling adalah 450 dolar AS atau sekitar Rp 6.156.774.
Mengutip buku “Poached: Inside the Dark World of Wildlife Trafficking” yang ditulis oleh Rachel Love Nuwer terbitan Hachett UK, salah seorang pemburu mengatakan dia mendapatkan setidaknya 1.000 dolar AS per tahun atau sekitar Rp 13.681.720 untuk trenggiling pada 2018 lalu.
• Tak Hanya China, Wisatawan Kini Juga Hindari Liburan ke Singapura karena Virus Corona
• Kemenlu Tingkatkan Status Waspada Bagi WNI yang Pergi ke Singapura
• Mengenal Tradisi Orang China Konsumsi Trenggiling hingga Cula Badak, Bisa untuk Pengobatan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trenggiling Diduga Penyebar Virus Corona, Mengapa Orang China Makan Trenggiling?"