Saat itu, Kompas.com mendapati beberapa pembonceng harus berjalan kaki karena motor tidak kuat menanjak jika digunakan berboncengan.
Setelah sampai lokasi, maka pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 4.000 dan tarif parkir motor Rp 2.500.
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju titik air terjun.
Tenang saja, jalurnya sudah berupa tangga sehingga tidak licin dan tidak begitu jauh.
Hanya butuh sekitar lima menit untuk mencapai titik air terjun dari area parkir.
Pagi itu sekitar pukul 08.30 WIB, masih belum ada pengunjung selain Kompas.com yang berkunjung, sehingga air terjun ini begitu tenang dan mendamaikan.
Kesegaran air dari Gunung Sumbing
Meski aliran air terjun terlihat deras, nyatanya arus sungai di bawahnya masih cukup bersahabat.
Pengunjung bisa menikmati gagahnya air terjun ini sambil bermain air di kolam bawahnya dengan aman.
Selain tidak terlalu deras, kolam bawah air terjun juga tidak dalam, sehingga pengunjung yang tidak bisa berenang tak perlu khawatir tenggelam.
Air Curug Silawe juga terasa sejuk dan segar karena bersumber langsung dari Gunung Sumbing.
Aliran air terjun ini juga tidak pernah kering, meski saat kemarau debit airnya berkurang.
Aliran air yang membentur bebatuan pun menimbulkan percikan yang mampu membiaskan cahaya matahari pagi dan membentuk pelangi.
Keindahan itu seolah membuat siapa pun ingin mengabadikannya melalui lensa kamera.
Akan tetapi, perlu diperhatikan kalau angin yang mengandung titik air hasil benturan aliran curug dan bebatuan cukup kencang, sehingga mampu membasahi tubuh dan kamera dengan cepat.