Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ini Solusi Bupati Karanganyar Agar Perusakan Hutan Lawu untuk Tempat Wisata Tak Terulang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Karanganyar Juliyatmono (tengah) saat menjadi pembicara di acara diskusi Ngobrol Mewah 'Buka-bukaan Bicara Provinsi Solo Raya' di Kantor Tribunnews, Kamis (16/1/2020).

TRIBUNTRAVEL.COM - Belum lama ini ramai menjadi perbincangan mengenai pengembangan dan pengelolaan tempat wisata yang merusak kawasan Lereng Gunung Lawu.

Pengembangan dan pengelolaan tempat wisata yang berlokasi di Kelurahan Blumbang Kecamatan Tawangmangu Karanganyar terpaksa dihentikan lantaran merusak alam.

Kegiatan itu dihentikan karena penggunaan alat berat dan menumbangkan pohon di sekitar kawasan tersebut.

Proses pengembangan dan pengelolaan kawasan Lereng Gunung Lawu di Kelurahan Blumbang Kecamatan Tawangmangu Karanganyar dihentikan lantaran merusak alam. (Tribun Jateng)

Kawasan yang berada di Petak 45-2 RPH Tlogodringo BKPH Lawu Utara KPH Surakarta itu merupakan milik Perum Perhutani dengan izin luas pengelolaan sekitar 1,66 hektare.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bupati Karanganyar, Juliyatmono beserta Kapolsek Tawangmangu, AKP Ismugiyanto dan Asper Lawu Utara, Widodo melakukan peninjauan lokasi pada Kamis (9/1/2020).

Dalam kesempatan itu, Juliyatmono secara tegas mendesak agar izin pengelolaan wisata segera dicabut lantaran kegiatan yang telah merusak alam.

Sakura Hill, Tempat Wisata Baru di Karanganyar yang Tawarkan Suasana ala Jepang

Ditemui TribunTravel usai acara diskusi Ngobrol Mewah bertema 'Buka-bukaan Bicara Provinsi Solo Raya' di Gedung Tribunnews Solo, Kamis (16/1/2020).

Bupati Karanganyar Juliyatmono menjelaskan upaya yang akan ditempuh agar kejadian serupa tidak terulang.

Juliyatmono mengatakan kunci untuk mencegah kejadian tersebut tidak terulang adalah disiplin.

"Ya kuncinya kan disiplin dalam hal tata ruang, semua harus mengawasi," ucapnya.

Juliyatmono berpendapat saat ini hampir semua masyarakat mencintai lingkungan dan suka dengan keindahan alam.

Menurutnya, zona-zona yang dilindungi harus mempunyai papan peringatan yang jelas agar semua bisa ikut mengawasi.

"Semua akan ikut mengawasi dan semua akan ikut bertindak jika terjadi perusakan," tambahnya.

Selain upaya tersebut, Juliyatmono juga berharap Perum Perhutani selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

Bupati Karanganyar Juliyatmono (tengah) saat menjadi pembicara di acara diskusi Ngobrol Mewah 'Buka-bukaan Bicara Provinsi Solo Raya' di Kantor Tribunnews, Kamis (16/1/2020). (dok Tribunnews Solo)

"Khusus apa yang ada di Karanganyar, saya berharap Perum Perhutani lebih terbuka berkoordinasi kepada Pemerintah Kabupaten," tambahnya.

Halaman
12