TRIBUNTRAVEL.COM - Puluhan ribu lampion berwarna warni menghiasi lapangan Sekolah Maitreyawira yang beralamat di Jalan Raden Abdul Rozak No 50 Palembang, tempat di gelarnya Festival Lampion Sriwijaya.
Mulai dari lampion ungu, kuning, merah ini menarik perhatian pengunjung yang datang dan mengabadikan momen melalui foto di bawah puluhan ribu lampion.
"Mulai dari 9 Januari hingga 9 Februari menjelang perayaan Imlek pada 25 Januari 2020, dan puncak Cap Go Meh pada 9 Februari 2020 mendatang," ujarnya.
Nuansa dan identitas negara Tiongkok begitu terasa diikuti pula dengan harmonisasi dari warna-warni lebih dari 10 ribu lampion tergambar jelas pada perayaan yang diyakini memiliki arti penuh keberuntungan.
Harapannya, Indonesia dengan beragam suku bisa bersatu dan saling toleransi.
• Liburan ke Palembang, ini Rekomendasi Tempat Beli Oleh-oleh Murah dan Banyak Pilihan
Identik dengan keberuntungan, dia berharap pula banyaknya lampion mengiringi keberuntungan siapa saja yang berkunjung.
Festival lampion ini di gelar pada hari ke 15 kalender Tiongkok dan ditetapkan sebagai akhir Tahun Baru.
"Bahwa lampion festival merupakan perayaan keluarga Tiongkok yang menganut agama Buddha pada masa Dinasti Tang," katanya.
Meski lampion ini familiar berwarna merah yang berarti simbolis kemakmuran. Tapi saat ini, modernisasi lampion pun sudah beragam dengan berbagai warna-warni yang cerah.
Karena di Palembang ini sudah banyak warga dengan bermacam tradisi dan budaya.
Festival ini diharapkan mampu menjaga keharmonisan dan mempertahankan kemajemukan aneka ragam masyarakatnya.
Festival ini juga merupakan warisan nenek moyang dari etnis Tionghoa.
Bukan saja dihadirkan untuk warga keturunan Tiongkok.
Festival Lampion Sriwijaya ini juga menjadi ajang memperkenalkan tradisi Tiongkok yang terbuka untuk umum.
Tapi, bagi masyarakat Palembang atau luar Palembang yang ingin berkunjung, dikenakan tiket masuk sebesar Rp10 ribu per orang.
Baca tanpa iklan