"Jadi pendirinya, orang-orang di situ ditanyain kamu itu maunya seperti apa, gitu," imbuhnya.
Ganjar Pranowo menyebut, jika mau mendirikan kerajaan baru dengan gedung dan seragam butuh biaya yang tidak sedikit.
"Daripada untuk membiayai sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan orang, mungkin bisa dijadikan untuk membangun desanya. Itu bisa dijadikan festival desa yang menarik, yang unik, itu kan malah lebih bagus," katanya sambil tertawa.
"Yang penting Kan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," tambahnya.
Guna menindaklanjuti deklarasi yang dilakukan Keraton Agung Sejagat, Ganjar Pranowo pun menyampaikan sudah mengirimkan perwakilan dari dinas untuk ngajak ngobrol.
"Ya ngobrol sambil ngopi-ngopi dan makan clorot atau geblek. Nanti kan sambil ngopi diajak ngomong 'piye pak raja?' gitu kan enak," katanya.
Ganjar juga mengatakan, daripada membangun kerajaan baru, lebih baik dibuat festival.
"Daripada mendeklarasikan kerajaan, angel lho itu. Kalo malah dibikin festival desa setahun sekali dengan baju-baju seperti itu dan dibikin peragaan kan malah ramai to. Jadi kalender event," katanya.
Dengan seperti itu, lanjut Ganjar Pranowo, kan malah bisa mengundang wisatawan.
"Kreativitasnya bagus, ada pemasukan juga. Lha daripada bikin resah begitu, lebih baik bikin seneng," pungkasnya.
• 5 Hotel Murah Dekat Keraton Yogyakarta, Tarifnya di Bawah Rp 300 Ribu
• Harga Tiket Masuk Keraton Yogyakarta Buat Berburu Foto Instagramable
• Koleksi Museum Keraton Jogja Rusak Karena Ulah Wisatawan yang Ingin Foto
• Info Tiket Masuk Keraton Surakarta 2019 untuk Wisatawan Domestik dan Mancanegara
• Ini yang Membuat Banyak Wisatawan Mengunjungi Pemandian Taman Sare di Keraton Sumenep
(TribunTravel.com/Kurnia Yustiana, Tribun Jogja/Andreas Desca)
Baca tanpa iklan