Dari sekian banyak pekerjaan itu, ada beberapa pekerjaan yang tidak boleh kami lakukan. Pekerjaan itu khusus hanya boleh dilakukan oleh si suami istri pemilik warung.
Pekerjaannya adalah memasak kuah bakso dan menuang kuah bakso ke mangkok yang telah berisis isian bakso dan mi ayam.
Kami juga dilarang membuka-buka kuali tempat kuah bakso dimasak ataupun saat sudah dimasukkan ke rombong jualan di depan.
Jangankan membuka, melihat saja kami akan diomeli habis-habisan.
Saya dan teman-teman selalu bertanya-tanya kenapa kita yang sudah bertahun-tahun kerja sama dia tetap tidak boleh melakukan itu.
Mungkinkan dia takut resepnya kebongkar atau ada rahasia lain.
Tetapi pada hari itu, 4 hari setelah lebaran tahun 2018 kami baru buka setelah libur lebaran. Sekitar jam 2 siang, warung sedang ramai-ramainya.
Saat asyik berjualan tiba-tiba si ibu pemilik warung dapat telpon dari keluarganya di kampung lalu dia bergegas ke belakang menjawab telepon tersebut.
Sementara si bapak sudah lebih dulu hilang entah ke toilet atau kemana.
Saya yang kebetulan berdiri di rombong/gerobak jualan sudah mulai ditanya-tanya sama pembeli kenapa lama sekali.
Sampai akhirnya saya mengambil inisiatif untuk menuang sendiri kuah bakso/mi ayam ke mangkok yang sudah isi sebelumnya.
Berdasarkan yang saya lihat setiap hari, si ibu/bapak selalu mengaduk-aduk kuah di kuali sebelum diciduk dan ditumpah ke mangkok.
Saya juga mengikuti cara tersebut, lalu saya ciduk kuahnya sampai ke bagian bawah kuali.
Betapa kagetnya saya ketika mengangkat ada sesuatu yang berat yang awalnya saya kira tulang iga sapi untuk kaldunya.
Setelah saya angkat tapi tidak sampai keluar kuali ternyata adalah pakaian dalam berwarna hitam.