Marton juga merinci kesulitan pekerjaan pramugari dalam bukunya.
"Faktanya, kru kabin bukan hanya pekerjaan yang melelahkan, tetapi juga pekerjaan yang membuat orang kesepian dan terisolasi.
Namun, sebagian pramugari dan pramugari tidak mengakui hal itu," tulisnya.
"Senyum palsu, make up dan deportment adalah topeng yang menutupi kelelahan mereka.
Kita semua pasti lebih suka berada di rumah, melakukan hal-hal umum dengan orang yang kita cintai.
Kelelahan adalah bahaya besar bagi seorang awak kabin," tulis Marton.
Baik penerbangan jarak jauh maupun jarak dekat, mereka harus selalu menjaga stamina.
Terlebih jika mereka punya rute terbang ke negara dengan zona waktu berbeda.
Marton menulis, "terbang pulang pergi (PP) melalui berbagai zona waktu sangat berat dan pramugari dituntut bisa mengatasi hal ini."
Seorang pramugari yang sedang bertugas harus tetap tersenyum meski mereka sedang kelelahan.
• 15 Fakta Unik Suku Maori, Penghuni Asli Selandia Baru
• Bawa Opossum ke Pesawat, Penumpang Ini Tidak Diperbolehkan Terbang
• 10 Hotel Murah di Puncak Bogor untuk Rayakan Liburan Tahun Baru 2020, Harga Mulai Rp 200 Ribuan
• Jadi Lebih Mahal, Biaya Visa Schengen untuk Liburan ke Eropa Naik Jadi Rp 1,2 Juta
• Viral di Medsos, Deretan 11 Tempat Wisata Instagramable Gratis di Singapura
TribunTravel.com/rizkytyas