Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kenapa Bakmi Jawa Dijual Malam Hari? Ini Penjelasannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakmi Jawa Pak Pele di Yogyakarta

Jika teman-teman berkunjung ke Solo, mungkin teman-teman harus bersabar menunggu sampai waktu makan malam untuk mencicipi bakmi jawa.

Yap, di Solo, kuliner yang satu ini baru dijajakan di warung makan pinggir jalan setelah matahari terbenam. Ada juga pedagang bakmi jawa yang berkeliling dengan gerobaknya.

Ternyata alasan bakmi jawa baru dijual pada malam hari berhubungan dengan budaya masyarakat Solo, nih.

Menurut Bapak Heri Priyatmoko, masyarakat Solo memiliki kebiasaan terjaga sampai malam hari.

Ada tradisi dalam masyarakat Solo di mana malam hari justru jadi saatnya keluar untuk makan atau sekadar jajan.

Bapak Heri menjelaskan bahwa orang Solo banyak yang meyakini bahwa malam hari adalah saat yang tepat untuk berdiskusi, mencari inspirasi, mencari ide, atau menghasilkan karya seni.

Selain mencari hidangan makan malam, masyarakat Solo memiliki budaya mengobrol di angkringan pada malam hari.

Di Solo, angkringan ini disebut HIK atau singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung.

Kebiasaan itu juga membuat penjual bakmi jawa menjajakan dagangannya saat malam tiba.

Disebut Bakmi Tek-Tek

Biasanya, pedangan bakmi jawa keliling membawa bilah bambu untuk dipukulkan, sehingga menghasilkan suara “tek..tek..tek”.

Karena bunyinya itu, bakmi jawa di Solo juga sering disebut dengan nama bakmi tek-tek.

Ini juga menjadi pembeda dengan bakmi madura yang memukulkan bambu dengan suara yang lebih berat, sehingga dikenal dengan nama bakmi duk-duk.

4 Fakta Unik Thailand, Ada Suku Leher Panjang hingga Banyaknya Ladyboy

5 Fakta Unik Suku Amazon, Bisa Bertempur hingga Sangat Benci Pria

Selamat, Nusa Penida Jadi Destinasi Backpacker Terbaik Dunia 2020 Versi Hostelworld

Artikel ini telah tayang di Bobo.Grid.id dengan judul Bakmi Jawa di Solo Dijual pada Malam Hari, Mengapa Begitu, ya?