Misalnya menghilangkan biaya untuk memberangkatkan ustad dan travel agent dari Indonesia, menurunkan kelas penginapan, biaya pemasaran paket umrah, suvenir (koper, ihram, atau seragam mukena), dan manasik.
Menurutnya, komponen-komponen itu akan menekan total biaya umrah selain biaya tiket pesawat yang mendapat porsi terbesar.
"(Harga itu) Dengan fasilitas di Mekkah-nya sudah reguler. Ada makan, hotel, mutowif, semua reguler. Di Saudi tidak ada perbedaan. Makan itu reguler katering tiga kali sehari," jelas Elly.
"Itu umrah backpacker tak ada bedanya dengan umrah reguler yang berangkat dari Jakarta," lanjutnya.
Untuk mendapatkan tiket pesawat murah, Elly menyarankan untuk memantau terus situs pemesanan tiket pesawat.
Bila mendapatkan tiket promo, lebih baik langsung dipesan agar bisa mengurangi biaya umrah.
Meski sekilas umrah backpacker memiliki kelebihan yakni bisa menghemat biaya yang dikeluarkan, namun bagi mereka yang baru pertama kali menjalankan ibadah umrah wajib paham benar apa risiko dari umrah backpacker ini.
Dirangkum TribunTravel, berikut risiko umrah backpacker yang harus diketahui calon jamaah:
1. Risiko kendala visa umrah yang tidak bisa dikeluarkan jika tidak melalui visa provider
Meski backpacker, khusus visa umrah, calon jamaah harus tetap melalui travel agent sebelum melakukan perjalanan ke tanah suci.
Dalam hal ini biro dengan stasus visa provider yang sudah terdaftar resmi di Pemerintah.
2. Pengelolaan perlengkapan jamaah mulai dari berangkat sampai pulang
Bagi calon jamaah umrah yang baru pertama kali berangkat wajib memahami alur dan prosedur membawa perlengkapan selama menjalankan ibadah umrah.
Jika tidak paham alur dan prosedur, justru calon jamah akan kerepotan sendiri.
Terlebih jika sampai terjadi kehilangan atau terkendala komunikasi Bahasa Arab.