Sebutan Cina Benteng sendiri tidak lepas dari keberadaan benteng Belanda yang dahulu berdiri kokoh di Tangerang.
Saat masa penjajahan Belanda, mereka membangun benteng pertahana di sepanjang sungai Cisadane.
Pada saat itu, untuk menjaga benteng Belanda mengirimkan sekelompok masyarakat dari Makassar untuk khusus menjaga benteng tersebut.
Oleh karena dijaga oleh orang Makassar, benteng itu pun disebut sebagai Benteng Makassar.
Benteng tersebut dibangun untuk menjaga wilayah Belanda dari Kesultanan Banten yang wilayahnya dekat dengan Tangerang.
“Makanya jalan di belakang Robinson itu namanya Jalan Benteng Raya. Dulu bentengnya membentang di sana. Terus kalau orang yang pergi ke pusat kota ditanya mau ke mana, pasti jawabnya ke “Benteng”. Karena ini jadi pusat kota. Kalau jawabnya ke “Kota” pasti itu ke Jakarta,” jelas Martin di sela-sela tur Museum Benteng Heritage yang ia pandu.
Kaum Cina Benteng yang tinggal di kawasan Pasar Lama kemudian berakulturasi dengan masyarakat Muslim yang ada di sana.
Akulturasi tersebut menghasilkan hubungan yang rukun antara keduanya dan meninggalkan banyak artefak bersejarah.
“Misalnya Masjid Jami Kalipasir itu kan menaranya berbentuk pagoda. Itu menunjukan hubungan yang baik antara warga Cina Benteng dan Muslim di Pasar Lama ini,” tutup Martin.
Sampai saat ini toleransi tersebut dapat dilihat di Pasar Lama, dari hal paling mudah makanan peranakan yang disajikan halal dan rumah ibadah yang berdekatan.
• Sebelum Kunjungi Pasar Lama Tangerang, Ini 7 Tips yang Wajib Diketahui
• 6 Tempat Wisata Instagramable di Tangerang, Kota Kelahiran Maruf Amin
• 5 Kuliner Khas Tangerang, Kota Kelahiran Maruf Amin
• 4 Tempat Wisata Instagramable di Tangerang, Yuk Mampir ke Kampung Bekelir
• 6 Tempat Wisata Instagramable di Tangerang, Cocok untuk Traveler yang Hobi Foto
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Asal Usul Pasar Lama Tangerang yang Erat Kaitan dengan Cina Benteng