Muslimin menuturkan, masjid itu dibangun oleh seorang pengusaha kopi asal Bugis.
Orang-orang sering memanggilnya dengan sapaan Puang.
Puang sering bolak balik Makassar-Jakarta-Timika.
Jika datang ke Makassar, Puang selalu menyempatkan ke kebun kopinya itu.
3. Akses yang sulit menuju lokasi
Luchyana mengungkapkan, perjalanan dari lokasi meriasnya ke lokasi masjid tersebut tidaklah mudah.
Ia memulai perjalanan menuju masjid tengah hutan sekitar pukul 13.30 waktu setempat.
Menurutnya, kondisi jalan menuju lokasi memiliki medan cukup menantang.
"Jalannya di sana sempit, terus bebatuan, ada belokan, turunan, dan tanjakan," ungkap Luchyana.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Muslimin.
Muslimin menuturkan masjid tersebut letaknya di tengah pegunungan.
Ia memastikan, bahwa ada permukiman warga di sekitar masjid tersebut.
Lokasinya memang berjarak sekitar 1 kilometer dari masjid.
4. Pernah jadi tempat ritual
Muslimin menceritakan sebelum dibagun sebuah masjid di lokasi tersebut awalnya adalah tempat yang 'karrasa' (keramat) bagi masyarakat setempat.
Baca tanpa iklan