Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Catat! Kisaran Tarif Porter di Stasiun Kereta Api

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Supriyanto, porter Stasiun Kroya

TRIBUNTRAVEL.COM -  Jasa porter amat mudah terlihat di setiap stasiun.

Biasanya, mereka menawarkan jasa membawa barang-barang berlebih penumpang saat akan berangkat dan turun kereta api.

Salah satu yang kerap kali jadi pertanyaan adalah, berapa tarif porter stasiun kereta api?

Menurut, Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, tak ada patokan harga untuk jasa porter.

Daftar Kereta Api Natal dan Tahun Baru 2019/2020, Simak Rute Perjalanannya

Jangan Salah Pesan Tiket, Ada 4 Stasiun Kereta Api yang Ganti Nama

TONTON JUGA


"Biasanya penumpang memberi uang dengan sukarela, ada yang Rp 20.000 hingga Rp 30.000," kata Eva ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Menurut Eva, jasa porter tidak dikelola langsung oleh PT KAI, melainkan sebatas pembinaan. Porter disebut memiliki koordinasi kerja sendiri di bawah seorang ketua.

Kendati demikian, diakui Eva, bagi siapa saja yang ingin bekerja sebagai porter harus mendaftar ke PT KAI.

"Porter itu semua ada seragamnya, jadi pastikan itu dibawa oleh petugas. Meski bukan dari kami, tapi tetap ada koordinator-nya, dan tetap harus terdaftar oleh kami," kata Eva.

"Jadi ada pembinaan dari kami juga. Cuma mereka mengelola sendiri, sehingga tidak ada penarifan di sana," lanjutnya.

Penumpang disarankan tetap berjalan beriringan dengan porter agar barang tetap aman terjaga.(Nicholas Ryan Aditya)

Kompas.com menyambangi Stasiun Pasar Senen pada Rabu (20/11/2019) untuk bertemu dan bertanya langsung dengan porter soal tarif yang biasa dipatok ke pengguna jasanya.

Di Stasiun Senen, para porter tampak berseragam, lengkap dengan tulisan porter di bagian belakang, serta namanya di bagian saku depan.

Salah satu porter Stasiun Pasar Senen, Mamat (55), mengaku telah menggelutif profesi ini selama tiga dekade.

Ia merasa sampai saat ini hidupnya tercukupi meski tidak memiliki gaji dan tak ada tarif tetap ketika bekerja sebagai porter.

"Biasa ngasih sih penumpang ada yang Rp 20.000, kadang ada juga yang Rp 35.000, paling mentok itu Rp 35.000, cukup lah segitu," kata Mamat yang tinggal di Tinggi, Jakarta Pusat.

Mamat mengatakan, karena sudah mulai lanjut usia, dirinya tidak bisa mengangkat terlalu banyak barang. Ia mengaku hanya bisa mengangkat dua barang bawaan penumpang.

Halaman
12