Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Ramai #CoretBaliDanToba Jadi Trending Topic Twitter, Tuai Kecaman Netizen

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bali dan Menparekraf, Wishnutama

TRIBUNTRAVEL.COM - Tagar  #CoretBaliDanToba sempat jadi trending hari ini Jumat (15/11/2019).

Berdasarkan penelusuran TribunTravel, tagar #CoretBaliDanToba muncul mulai Kamis tengah malam.

Sebelumnya memang ramai diperbincangkan soal Toba dan Bali yang dikembangkan jadi tempat wisata ramah Muslim di Twitter.

Menparekraf Wishnutama membantah informasi yang beredar.

Menparekraf Wishnutama juga menyesalkan wacana tersebut yang menjadi polemik di masyarakat.

"Kami juga menyesalkan jika pemberitaan mengenai hal tersebut telah mengundang polemik di kalangan masyarakat, termasuk para pelaku industri dan insan pariwisata di Tanah Air," ujar Wishnutama dalam rilis Kemenpar kepada TribunTravel, Senin (13/11/2019).

Baca juga:

Wishnutama Tegaskan Tak Ada Wacana Kembangkan Bali dan Toba Jadi Destinasi Wisata Halal

Ramai Soal Wacana Toba dan Bali Jadi Destinasi Ramah Muslim, Menparekraf Wishnutama Angkat Bicara

Netizen di Twitter tampaknya cerdas dan tidak termakan isu tersebut.

Warganet di Twitter juga mengecam pihak-pihak yang yang mengaungkan tagar #CoretBaliDanToba.

Namun, akibat balasan mereka tagar tersebut menjadi trending di Twitter.

Menparekraf Wishnutama Bantah Wacana Jadikan Toba dan Bali Destinasi Ramah Muslim

Promosi Wisata, Wishnutama Akan Permudah Izin Syuting Film Hollywood di Indonesia

Berikut kecaman warganet Twitter soal tagar tersebut.

"kalian kenapa sih? kenapa hei? this dumb hastag #CoretBaliDanToba become trending and do you think it's cool?" tulis akun @Coklatlsep.

"Indonesia without bali is nothing Bali my paradise #ilovebali #CoretBaliDanToba," tulis akun @liajk12.

"#CoretBaliDanToba Damn. Another dumb hashtag. ight imma leave. clowns are polluting this country." tulis akun @sarabserpents.

"For this dumb hashtag.#CoretBaliDanToba," dalam twett akun @gajahpolkadot.

Penjelasan Menparekraf, Wishnutama

Menurutnya persepsi yang muncul atas pemberitaan wacana Toba dan Bali sebagai destinasi wisata ramah Muslim, bertolak belakang dengan pandangan dan komitmen Kemenparekraf dalam menghargai budaya, kearifan lokal serta keberagaman.

"Selama ini kami sangat meyakini bahwa budaya, kearifan lokal, dan kekayaan alam harus kita jaga, pelihara, dan kelola dengan baik agar pariwisata Indonesia selalu menciptakan daya tarik bagi wisatawan dan mendatangkan kesejahteraan rakyat," jelas Wishnutama.

Fokus Wishnutama ke depan sebagai Menparekraf adalah mengembangkan destinasi wisata sesuai kearifan budaya lokal, termasuk di Bali dan Toba.

"Kami selalu bangga dan mengagumi Bali sebagai sebuah role model pariwisata berbasis budaya," tutur Wishnutama.

"Demikian pula Toba sebagai destinasi wisata alam dengan kekayaan kultural yang amat tinggi dari masyarakatnya," imbuhnya.

Wishnutama pun berharap, demi pariwisata yang maju, sinergi dan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait pariwisata dapat terus dikuatkan.

Jokowi Minta Wishnutama Kembangkan Restoran Indonesia di Luar Negeri

8 Tempat Wisata di Kota Kelahiran Wishnutama, Uniknya Pasar Mama-mama dan Bukit Jokowi

"Demi pariwisata yang maju dan menyejahterakan masyarakat," ucapnya.

Dalam video di Facebook Humas Pemkab Buleleng,Jumat (15/11/2019), Wishnutama juga menyampaikan untuk Bali dan daerah lainnya Kemenparekraf berupaya menguatkan kearifan lokal yang sudah tumbuh secara otentik sejak dahulu kala.

Setelah pertemuannya dengan tokoh pariwisata di Bali, Menparekraf Wishnutama sepakat untuk meningkatkan kreativitas dengan terobosan inovatif dengan tetap mempertahankan budaya, kearifan lokal, dan kelestarian alam. 

Dalam postingan Instagram pribadinya, Wishnutama menyampaikan sudah bertemu dengan Prajaniti Hindu Indonesia, PHRI dan BPPD Bali,

"Kami sepakat bahwa Bali dan destinasi wisata lainnya di tanah air memiliki keunikan tersendiri. Kami juga seiya sekata bahwa pengembangan pariwisata kedepan dilakukan berbasis budaya dan kearifan lokal serta pada saat yang bersamaan bermakna melindungi alam," tulisnya dalam caption Instagramnya.

(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)