Saat kecil, dia begitu terpesona dengan pesawat.
Tak heran jika dia menginginkan menjadi seorang pilot ketika dewasa nanti.
Setelah ia lulus Sekolah Menengah Atas, dia melanjutkan sekolah keperawatan di Universitas Minnesota dan mendapat gelar bidang keperawatan.
• Salah Satu Pramugari Pertama di Dunia Meninggal di Usia 103 Tahun
• 10 Hal yang Dirahasiakan Pramugari dari Penumpang, termasuk Soal Kebersihan Pesawat
Church akhirnya menjadi perawat di Rumah Sakit San Francisco.
Saat menjadi perawat, dia juga mengambil pelajaran penerbangan demi mendapatkan lisensi pilot.
Pada 1930, ia bertekad untuk mendaftar menjadi seorang pilot di Boeing Air Transport (BAT).
Church bertemu dengan manager dan berdiskusi masalah penerbangan ini.
Namun, perusahaan tersebut menolaknya dengan banyak pertimbangan.
Selain pilot didominasi lelaki, BAT juga mempertimbagkan keamanan setelah kejadian kecelakaan yang menimpa pilot wanita Amelia Earhart melakukan misinya.
Selain itu, pilot penerbangan komersial juga harus terbang dengan ketinggian yang berbeda daripada pesawat biasa.
Karena itu, pilot untuk maskapai ini harus memiliki standarisasi berbeda.
Church memberikan argumentasinya kepada pihak maskapai bahwa perempuan bisa menangani kerja bagasi dan bahkan membagikan makan siang dan membantu penumpang.
Berkat argumentasi itu, dia bisa bekerja di pesawat dan membantu untuk melayani para penumpang yang melakukan penerbangan.
Gagasan ini terbukti berhasil dengan sangat baik.
Tak lama kemudian, maskapai mulai berencana mempekerjakan perempuan untuk bekerja sebagai pramugari.
Baca tanpa iklan