Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menilik Patung Kuda Monas yang Tadinya Akan Jadi Titik Awal Arak-arakan Jokowi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Patung Kuda Arjuna Wijaya di dekat kawasan Monas, Jakarta.

TRIBUNTRAVEL.COM - Karnaval budaya awalnya akan digelar usai pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Minggu (20/10/2019).

Namun Jokowi melarang pendukungnya mengadakan karnaval budaya tersebut.

Karnaval budaya usai pelantikan Jokowi-Ma'ruf pun dipastikan batal.

Dilansir dari Kompas.com, tadinya Jokowi dan Ma'ruf Amin akan diarak dari kawasan Patung Kuda Monas di Jalan M.H Thamrin menuju Istana Merdeka.

Patung Kuda tersebut dikenal dengan nama Patung Kuda Arjuna Wijaya.

Lokasinya berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat. 

Patung Kuda Arjuna Wijaya diresmikan pada Agustus 1987.

Patung ini menggambarkan sosok Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya ditunggangi oleh Batara Kresna.

Patung Kuda Arjuna Wijaya memiliki ukuran panjang sekitar 15,8 meter.

Tinggi patung kudanya sekitar 1,87 meter.

Tonton juga:

Tiket Murah ke Eropa, Jakarta-Amsterdam PP Tarif Mulai Rp 9 Jutaan

Tiket Murah ke Eropa, Terbang dari Jakarta ke Amsterdam Mulai Rp 7 Jutaan

Sementara itu untuk tinggi Arjunanya adalah sekitar 2 meter.

Ada delapan patung kuda yang ada di sana.

Jumlah delapan patung kuda tersebut diketahui memiliki makna.

Jumlah delapan patung kuda tersebut memiliki makna bahwa seorang pemimpin harus hidup berdasarkan delapan unsur penopang kehidupan.

Delapan unsur itu juga sesuai dengan filsafat kepemimpinan 'Asta Barata'.

Asta Brata itu meliputi falsafah hidup yang mengajarkan kita harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudera, angin, hujan dan bulan.

Berikut makna dari delapan unsur Patung Kuda Arjuna Wijaya:

- Matahari

Unsur pertama adalah matahari atau surya yang bermakna pemimpin harus memberi semangat dan kehidupan bagi rakyat.

- Bulan

Ada bulan atau chandra yang berarti pemimpin harus mampu memberi penerangan, serta dapat membimbing rakyat yang berada dalam kegelapan.

- Bumi

Bumi atau pertiwi yang berarti bahwa pemimpin hendaknya memiliki watak jujur, teguh, dan murah hati.

- Angin

Angin atau bayu yang memiliki makna jika pemimpin harus dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabat.

- Bintang

Bintang atau kartika memiliki arti bahwa pemimpin harus menjadi tauladan dan panutan bagi masyarakat.

- Hujan

Hujan atau indra memiliki makna jika pemimpin harus berwibawa dan mampu mengayomi, serta memberi kehidupan.

- Samudera

Unsur ketujuh ada samudera atau baruna yang menggambarkan hati pemimpin harus luas dan harus selalu menimbang sebelum memutuskan.

- Api

Terakhir unsur api atau agni berarti pemimpin harus menjadi contoh dan tauladan.

Sementara itu, di bagian patung menempel prasasti yang bertuliskan "Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir".

Patung ini merupakan karya dari seorang pematung Nyoman Nuarta.

Adegan dalam patung tersebut diambil dari fragmen saat mereka melawan Adipati Karna.

Sempat Mengalami Kerusakan pada 2003

Patung Kuda Arjuna Wijaya sempat mengalami kerusakan pada 2003.

Selanjutnya patung kuda tersebut direnovasi kembali dan menelan biaya yang cukup banyak.

Dalam proses renovasi, bahan untuk memperbaiki Patung Kuda Arjuna Wijaya ini diganti dengan bahan tembaga.

7 Tempat Wisata Dekat Jakarta dengan Udara Sejuk dan Pemandangan Asri untuk Liburan Akhir Pekan

10 Bakmi Karet Enak di Jakarta, Kenyal dan Punya Aneka Topping

10 Warung Bakso Wonogiri Enak di Jakarta yang Harus Kamu Coba

(TribunTravel.com/Ayumiftakhul)