Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Peraturan Baru, Arab Saudi Izinkan Turis Asing Bukan Muhrim Menginap Sekamar di Hotel

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Riyadh.

Tetapi kritik internasional terhadap catatan hak asasi manusia kerajaan, termasuk pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi dan tindakan keras terhadap aktivis perempuan, dapat menunda pengunjung asing, menurut pengamat.

Kendati demikian, pemerintah Arab Saudi berharap sektor pariwisata akan berkontribusi hingga 10 persen dari GDP pada 2030, ditingkatkan dari saat ini yang hanya tiga persen, berkat kunjungan tahunan yang ditargetkan 100 juta oleh wisatawan Saudi dan asing.

Kendala lainnya, kerajaan saat ini tidak memiliki infrastruktur yang mampu menampung pengunjung dalam jumlah tinggi, dengan pejabat memperkirakan 500.000 kamar hotel baru akan diperlukan secara nasional selama dekade mendatang.

Ilustrasi hotel di Arab Saudi. (arabianknight)

Pemerintah Arab Saudi telah menghabiskan anggaran sangat besar untuk membangun industri pariwisata dari nol.

Pada 2017, kerajaan mengumumkan proyek multi-miliar dollar untuk mengubah 50 pulau dan situs murni lainnya di Laut Merah menjadi resor mewah.

Tahun lalu, pembangunan 'kota hiburan' Qiddiya diluncurkan di dekat Riyadh, yang akan mencakup taman hiburan kelas atas, fasilitas olahraga motor dan safari.

Pengembangan juga dilakukan pada situs bersejarah seperti Mada'in Saleh yang telah berusia berabad-abad, yang menjadi rumah bagi makam batu pasir dari peradaban yang sama yang membangun Kota Petra di Yordania.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Arab Saudi Izinkan Pasangan Turis Asing Tak Menikah Menginap di Satu Kamar Hotel.