Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

5 Fakta Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Diserbu Turis Hingga Akhirnya Ditutup Sementara

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana keramaian wisatawan pada liburan akhir pekan, Minggu (22/9/2019). Sejak viral di medsos, Negeri di Atas Awan Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, dipadati pengunjung hingga mencapai rekor 30 ribu pengunjung pada akhir pekan.

Dalam rapat tersebut juga melibatkan kepala desa setempat.

"Mereka sudah sepakat ditutup sementara. Mereka akan koordinasi dengan BUMDes dan Pokdarwis mengenai apa yang sudah kami sepakati," katanya.

Saat ditutup sementara, nantinya akses jalan ke Gunung Luhur juga akan ditutup.

Kata Lili, ini untuk mengantisipasi wisatawan yang tetap nekat untuk datang.

Untuk pencegahannya, akan ditempatkan petugas dari Polres Lebak.

3 Kuliner Khas di Sekitar Negeri di Atas Awan yang Wajib Dicoba

Jangan Salah, Video Viral di Medsos Ini Bukanlah Negeri di Atas Awan Lebak Banten

5 Tempat Wisata Terdekat dari Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Banten

3. Warga dirikan usaha di Gunung Luhur

Negeri di Atas Awan Gunung Luhur viral di medsos, juga berdampak pada ekonomi warga setempat.

Mereka ramai-ramai mendirikan usaha di Gunung Luhur.

Kepala Desa Citorek Kidul, Narta atau Jaro Atok mengatakan, terdapat puluhan keluarga yang mendirikan berbagai macam usaha di Gunung Luhur, mulai dari berdagang hingga menyediakan akomodasi seperti tenda dan penginapan.

"Ada puluhan keluarga ikut andil, awalnya tidak punya mata pencaharian, seperti janda-janda tua, kita utamakan orang-orang seperti itu, Alhamdulillah kita rasakan peningkatan ekonomi," kata Jaro Atok kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/9/2019).

Tonton juga:

4. Kantongi jutaan rupiah per hari

Dikatakan Jaro Atok, ramainya pengunjung sangat dirasakan para warga yang membuka usaha di Gunung Luhur, bahkan sambungnya, keuntungan Jika dihitung nilainya bisa mencapai jutaan rupiah per hari.

"Sekarang sangat terasa oleh warga, nilainya kalau diperkirakan bisa di atas UMK Kabupaten Lebak dalam satu hari di akhir pekan saat ramai," katanya.

Padahal, kata Jaro Atok, sebelumnya warga di desanya rata-rata adalah bermata pencaharian sebagai petani dan gurandil atau penambang emas di lahan sisa peninggalan PT Antam dengan penghasilan tidak menentu.

Halaman
123