Pilot biasanya juga sudah terlebih dahulu memberitahu kepada penumpang dengan cara mengaktifkan lampu tindakan mengenakan sabuk pengaman sebelum melewati awan-awan tersebut.
Jika pengumuman sudah diberikan, maka sebagai penumpang yang baik kamu harus segera memasang sabuk pengaman kemudian bersikap tetap tenang.
Yang harus kamu ingat, pilot telah terlatih sekaligus memahami benar mana awan yang dapat dilewati dan awan manakah yang semestinya dihindari.
Bukan hanya pilot, seluruh awak kabin juga sudah terlatih untuk membantu menenangkan para penumpang meskipun saat menghadapi situasi buruk sekali pun.
3. Pesawat mungkin akan menghadapi hujan badai dan petir
Di Musim hujan mungkin kamu akan sering melihat hujan badai dan petir.
Mendengarnya saja pasti sudah membuat kamu takut dan khawatir, terlebih bagi kamu yang baru pertama kali melakukan penerbangan.
Namun kamu tidak perlu khawatir mengingat pesawat terbang telah didesain sedemikian rupa sehingga mampu menghadapi kondisi-kondisi darurat tersebut.
Para ahli menyebutkan bahwa meskipun jarang terjadi petir yang menyambar pesawat sebenarnya tidak mampu membakar pesawat.
Hal tersebut dikarenakan pesawat didesain khusus untuk menyerap lebih dari delapan kali energi yang dihasilkan oleh sambaran petir.
Kabin pesawat hingga sayap juga mampu menahan tekanan yang cukup besar.
Tidak hanya itu saja, sistem avionic pesawat yang canggih sangat memungkinkan pesawat dapat melakukan manuver sehingga mampu melakukan pendaratan ketika kondisi ekstrem.
Meskipun memang terdapat beberapa kriteria secara khusus yang tidak dapat terpenuhi, maka pilot biasanya akan lebih memilih untuk mendarat di bandara awal atau Return to Base (RTB) maupun bandara alternatif (divert).
Pilot melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan, namun karena tindakan tersebut merupakan pencegahan. Bukan merupakan tanda bahaya.
• Catat! 7 Travel Umrah di Jakarta dan Surabaya
• 3 Kuliner Khas di Sekitar Negeri di Atas Awan yang Wajib Dicoba
4. Pendaratan atau landing