Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

3 Kejadian Bule Ngamuk di Bali, Bertengkar dengan Pasangan Hingga Tendang Pemotor

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bule Australia mengamuk di Bali pada Agustus 2019 lalu.

"Tadi dengar teriakan-teriakan dari dalam kantor konsulat, berisik gitu. Lalu berhamburan keluar orang-orang di dalam kantor itu. Katanya, ada bule ngamuk lalu merusak barang-barang di dalam kantor konsulat dan mau mencelakai orang di situ," kata Dian Infandri, salah satu warga sekitar Jalan Ganetri.

Infandri menambahkan, dia dan warga lain sempat sulit untuk menenangkan dan mengamankan si bule, karena memiliki badan lebih besar dan tinggi dari warga yang membantu mengamankannya.

"Susah sekali tadi ngamaninnya. Soalnya tenaganya keras, dan badannya lebih besar dari kita. Katanya, dia stres di sini lalu minta tiket pulang tapi dibilang sama pihak Konjen tidak bisa membelikan tiket pulang. Lalu dia ngamuk," jelas Infandri.

Mendapatkan laporan adanya bule yang mengamuk di Kantor Konjen Swiss, polsek setempat mengirimkan petugasnya ke lokasi dan tak lama disusul kedatangan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar.

Tak berselang lama, petugas Satpol PP Kota Denpasar juga tiba di lokasi.

Karena bule itu melakukan perlawanan cukup kuat saat hendak diamankan, maka petugas pun memberikan suntikan kepada bule tersebut.

"Tadi kita suntik, lalu suntikannya kurang lebih 10 menit baru bereaksi. Sempat melawan juga waktu kita mau menyuntiknya," ucap seorang petugas.

Setelah efek suntikan bius itu bekerja, petugas lalu menggotong turis bule yang sudah lemas tersebut, dengan kondisi tangan dan kakinya diikat untuk naik ke dalam ambulans.

Didampingi staf Konjen, petugas kemudian membawa turis bule tersebut ke RSUP Sanglah untuk penanganan selanjutnya.

Awak media pun sempat mendapatkan larangan mengambil gambar di lokasi oleh pihak Konjen Swiss.

Tonton juga:

Kehilangan paspor

Sementara itu Kapolsek Denpasar Timur AKP Nyoman Karang membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Iya benar di Kantor Konsulat Switzerland (Swiss) Jalan Ganetri No. 9 D telah terjadi orang mengamuk. Dia warga negara asing Switzerland atas nama Peter Hugo (68)," kata Nyoman Karang.

"Seminggu yang lalu pelaku datang ke konsulat untuk melaporkan kehilangan paspor. Kemudian konsulat menyarankan kepada pelaku untuk melaporkan atau berangkat ke Jakarta guna berkoordinasi lebih lanjut terkait proses kepengurusan paspor baru di Kedubes Swiss di Jakarta," jelasnya.

Nyoman Karang menambahkan, beberapa hari yang lalu dari kantor Kedubes Swiss di Jakarta menghubungi saksi lewat telepon bahwa pelaku sudah ada di Jakarta dan diberitahu bahwa pengurusan/proses pembuatan paspor baru butuh waktu dan itu sudah sesuai prosedur.

Akan tetapi pelaku tidak sabar dan sempat ribut.

Dari keterangan Staf Kedutaan Swiss Ulrike Kelle, kata Nyoman Karang, dua hari yang lalu istri pelaku juga datang ke kantor.

Sang istri mengatakan bahwa paspor pelaku sebetulnya masih ada di rumah di Buleleng.

Disebutkan oleh si istri bahwa pelaku sedang mengalami depresi atau tekanan jiwa.

Peter Hugo sempat kembali datang ke kantor Konjen Swiss dan dia mengeluh tidak punya uang untuk pengurusan paspor.

Konsulat menyarankan untuk sabar dan tenang serta akan memberikan solusi agar bisa diselesaikan permasalahan ini.

Tiba-tiba pelaku langsung ke luar dengan alasan mencari makan.

Selang beberapa menit pelaku datang dan masuk ke ruangan minta kopi kepada salah satu staf konsulat yang pada saat itu sedang duduk dekat pelaku.

Tiba-tiba pelaku menyiramkan kopi ke saksi di bagian kepala saksi serta mendorongnya.

Kemudian saksi berusaha ke luar ruangan untuk menyelamatkan diri, tetapi pelaku mengejar saksi hingga ke luar.

Pelaku masuk lagi ke dalam kantor dengan melempari lonceng di dalam kantor hingga lonceng pecah dan mengenai almari arsip.

Pelaku juga mengobrak-abrik barang-barang yang ada di ruang staf.

Saksi akhirnya menghubungi staf konjen lainnya, yang saat itu sedang berada di luar kantor.

Keterangan dari staf konjen, Gerhard L Nutz, waktu itu dia dihubungi oleh staf konsulat lainnya bahwa ada orang ribut ribut.

Kemudian Gerhard saksi langsung datang ke lokasi.

Sesampainya di sana dan masuk ke dalam kantor, Gerhard membujuk pelaku agar tidak mengamuk lagi.

Akan tetapi, pelaku langsung secara spontan memukul wajah saksi.

Warga yang berada di luar melihat kejadian tersebut, dan langsung masuk ke dalam untuk mengamankan pelaku.

Pelaku berhasil diamankan dengan bantuan petugas, dengan tangannya diikat.

"Diduga pelaku mengalami depresi. Untuk sementara kerusakan material hanya pot bunga dan tempat sembahyang (Plangkiran), sedangkan barang-barang lainnya masih dalam keadaan utuh," kata AKP Nyoman Karang.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bule Ngamuk di Bali, Selalu Bertengkar Setiap Bertemu Suami Hingga Penghuni Hotel Resah.