Billy membawakan Pluntur Kasanggan yang merupakan representasi dari wayang orang yang dikorelasikan dengan pengalaman pribadi.
• Cara Menuju Lokasi SIPA 2019 dari Bandara, Terminal dan Stasiun Kereta Api di Solo
Dilanjutkan dengan penampilan AuE Dance Co dari New Zealand dengan tari kontemporer, di mana koreografinya terinspirasi oleh leluhur mereka di Pasifik dan gaya hidup modern mereka.
Kemudian Fierart Dance Group ISBI Bandung membawakan karya “Lara” tentang perempuan yang sejatinya diciptakan dari tulang rusuk pria.
Oleh karena kedudukan perempuan untuk dijadikan mitra sederajat, dekat dengan lengan untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai.
Kemeriahan SIPA 2019 hari kedua ditutup oleh Kemlaka Sound of Archipelago, dengan lima karya sekaligus.
LIHAT JUGA:
Di antara karya tersebut ialah Gila Tipi merupakan ekspesi kegelisahan acara pertelevisian masa kini yang melibatkan musik dan music etnik, Jejel Riyel tentang berdesak-desakan tetapi tetap rapi dengan antrean.
• 7 Hotel Murah Dekat SIPA 2019, Tarif Menginap Kurang dari Rp 120 Ribuan
Subokastawa mencoba untuk merekontruksi salah satu gerongan ketawang Subokastawa Rinenggo Ki Nartosabdo, Zafin Katresnan pengungkapan kecintaan (katresnan) kepada Tuhan yang dalam garapan musiknya mencoba mengakulturasikan Zapin dengan syair berbahasa Jawa.
Terakhir, Brahmarupa adalah simbol perempuan negeri yang dalam penampilannya menggabungkan teknik-teknik permainan gamelan Bali dan Jawa.
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)
Baca tanpa iklan