"Selain menemani saya, anak saya sekarang juga ikut berjualan. Dia buat cethil, setiap jam 3 pagi sudah kesini untuk membantu menyiapkan barang dagangan," tuturnya.
• 5 Fakta Unik Hanbok, Pakaian Tradisonal Korea Selatan yang Mendunia
Romantisme Bersama Suami
Berlatar di dalam dapur rumahnya yang menjadi tempat memproduksi lopis, tribunjogja.com melihat secara langsung bagaimana proses pengolahan lopis, tiwul serta berbagai bahan pelengkap yang digunakan saat berjualan.
Aroma asap dari kayu bakar yang digunakan terasa jelas menghinggapi ruangan tersebut.
Pasalnya Mbah Satinem hanya menggunakan tungku dan anglo yang berbahan bakar kayu dalam pembuatan lopis andalannya.
Bersama sang suami, Narto Utomo yang saat ini sudah berusia 81 tahun, mereka berdua secara bersamaan mengolah bahan baku lopis.
"Setiap hari ya seperti ini kegiatannya. Seusai berjualan langsung persiapan buat jualan besok pagi. Lopisnya 10 kilogram, ketan 3 kilogram dan gula merah 5 kilogram, itu belum termasuk tiwulnya," jelasnya.
"Ini masaknya biasanya sampai pukul 7 malam, nanti terus tidur. Jam 1 nanti bapak bangun lagi, masak ulang bahan-bahan yang ada sampai jam 3," imbuhnya.
Hal ini sudah mereka jalani selama puluhan tahun usia pernikahan mereka berlangsung.
"Sebenarnya dulu saat cucu masih kecil, jualannya juga bareng bapak. Tapi semenjak cucu sudah kelas 1 SD, bapak sudah tidak ikut jualan. Dia (Bapak) suruh anak saya ikut bantu jualan, biar bapak istirahat," ujarnya.
Mulai Ramai Saat Diliput Turis Asing
Mbah Satinem juga menceritakan pengalaman dimana jualannya mulai beranjak ramai beberapa tahun silam.
"Kala itu ada rombongan bule (turis asing), sekitar 8 atau sepuluh orang. Mereka bikin video dari siang sampai pagi," jelasnya.
"Paginya mereka ikut ke tempat jualan, ya pesan seperti orang lain. Lalu dibayar sekitar Rp1 juta. Waktu itu pas pukul 7 pagi, jualan saya langsung diborong mereka supaya bisa istirahat. Dibayar lagi segitu," imbuhnya.
Semenjak kejadian itu, Mbah Satinem merasakan bahwa jualannya semakin laris dan dicari banyak orang.
Baca tanpa iklan