Di sini setidaknya ada sekitar 70 badak langka ini di dalam area seluas 76.000 hektar.
Traveler juga bisa menemukan sejumlah jenis burung, banteng liar, berang-berang, rusa, monyet, biawak, dan bahkan hewan predator seperti harimau kumbang, ular sanca, dan buaya di sekitar sungai.
3. Wisata Baduy Luar
Traveler yang ingin menghabiskan waktu liburan akhir pekan bisa mengunjungi wisata Baduy Luar.
Nama Suku Baduy berasal dari kata ‘bedouin’ yang diberikan oleh peneliti asal Belanda untuk menyamakannya dengan orang-orang Arab yang tinggal secara nomaden atau di luar perkotaan.
Secara etnis, suku Baduy merupakan keturunan masyarakat Sunda.
Suku Baduy menyebut diri mereka ‘Kanekes’, dan mempercayai animisme sebagai keyakinan mereka.
Suku ini melindungi budaya dan tradisi yang begitu ketat, sampai-sampai mereka menolak berbagai bentuk pengaruh modern dari dunia luar.
Akibatnya, tidak ada listrik, smartphone atau perangkat listrik lainnya.
Meski suku Baduy cenderung menjaga jarak dari dunia luar, traveler bisa mengunjungi suku Baduy Luar, mengamati cara hidup mereka, dan bahkan tinggal di sana.
Baduy Luar lebih moderat dan terbuka kepada pendatang ketimbang masyarakat Baduy Dalam.
Orang asing tidak diperkenankan memasuki desa Baduy Dalam, dan hanya pengunjung asli Indonesia saja yang diperbolehkan masuk.
Dan yang pasti, dilarang keras mengambil foto di desa-desa Baduy Dalam.
4. Curug Cibereum
Jika keliling pulau-pulau kecil terlalu biasa buat traveler, safari air terjun mungkin akan menyegarkan kembali pikiran traveler.
Baca tanpa iklan