Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu

Pasca Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Wisata Tutup 3 Hari dan Petugas Bersihkan Abu Vulkanik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Debu dan pasir vulkanik yang selimuti parkiran Kawah Ratu, pusat wisata TWA Gunung Tangkuban Parahu, akibat erupsi yang terjadi pada Jumat (26/7/2017) sore

Bagaimana respons PT GRPP setelah Brimob menutup TWA Tangkuban Parahu?

Putra Kaban mengatakan mengikuti rekomendasi dari PVMBG dan menutup sementara kunjungan ke TWA Tangkuban Parahu.

“Setelah dapat informasi dari lapangan kemarin sore kami langsung tutup,” kata Putra Kaban, direktur Utama PT GRPP.

Kaban berharap setelah erupsi, kondisi Gunung Tangkuban Parahu kembali normal agar secepatnya bisa dibuka kembali.

“Nanti kami lihat. Kita ikuti perkembangan dulu,” tandasnya.

Sebelumnya Kepala Sub bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani angkat suara soal sikap PT GRPP yang ngotot tetap membuka TWA Gunung Tangkuban Parahu.

Nia mengakui cukup sulit untuk berkoordinasi dengan pihak pengelola soal potensi bahaya dari Gunung Tangkuban Parahu meski aktivitasnya cenderung menurun sejak erupsi Jumat (26/7/2019) sore.

"Karena tugas kami menyampaikan rekomendasi, tugas mereka juga kami maklumi di bidang pengelolaan. Tapi seperti tahun 2013 ada kendala bagaimana koordinasi. Tapi kita tetap menjalankan tugas, karena kita institusi yang diberi amanat oleh pemerintah untuk keselamatan masyarakat," tutur Nia saat ditemui di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Sabtu (27/7/2019).

Sementara itu, Kepala Sub bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy K Syahbana menjelaskan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu memang cenderung menurun. Meski demikian tak menutup kemungkinan erupsi susulan akan terjadi.

"Kalau potensi erupsi masih tetap ada karena kondisi belum stabil tapi intensitasnya cenderung menurun kita harapkan kalau terjadi lagi logikanya akan lebih kecil. Karena data tak menunjukan adanya potensi erupsi yang besar," tuturnya.

Karena itu PVMBG pun tetap merekomendasikan agar tak ada aktivitas pada jarak 500 meter dari kawah.

Dari siaran pers yang diterima, ancaman bahaya yang paling mungkin terjadi saat ini berupa hembusan gas vulkanik dengan konsentrasi berfluktuasi di sekitar Kawah Ratu yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat.

Sebab, kecenderungan konsentrasi gas vulkanik tetap tinggi serta erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas.

Hingga saat ini, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (normal). Evaluasi akan terus dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan tingkat ancamannya

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Awalnya Ngotot Buka TWA Tangkuban Perahu, Pengelola Kini Sediakan 5 Truk Bersihkan Abu Vulkanik